Indonesia memang negara yang kaya akan berbagai keunikan baik hewan
maupun tumbuhan, dan tidak hanya sebatas itu. Perilaku dan hal unik yang
bisa dibilang menarik yang bahkan tidak ada dinegara manapun ada di
Indonesia. Ini adalah foto-foto khas dari sebuah entitas bernama
‘Indonesia’ dengan segala keunikannya yang tidak ada bandingannya dengan
negara lain di dunia!! Ini adalah wajah khas Indonesia yang banyak
orang tidak menduga dan membayangkannya. Sebuah suguhan kultural yang
menarik dan nikmat dipandang. Apa sajakah itu??
Gapleh semalaman.
Ini yang gak ada di negara maju yang masyarakatnya sering stress berat
bahkan sampai bunuh diri. Ngapain bunuh diri, ya gak? Sudah hidup ini
cape, bunuh diri lagi. Bodoh amat! Mendingan begini: gapleh dan begadang
semalaman. Yang penting senang! Etos kerja? Tahi kucing! Kayak gak tahu
aja. Di Indonesia, kerja keras banting tulang juga tetap aja gak
ngaruuh …!! Tetap aja miskin. Kemakmuran ekonomi bukan hak kita, tapi
hak segelintir orang yang dilindungi oknum-oknum pejabat dan hak para
koruptor. Kalau orang kayak hidupnya senang karena kebanyakan duit,
kenapa kami rakyat kecil gak boleh?? Jawab euy!!
Ratu Nyi Roro Kidul.
Yang khas juga dari Indonesia adalah legenda. Kepercayaan pada legenda
itu kuat dan dimana-mana sebagai peninggalan Hindu. Orang sudah pergi ke
bulan, matahari dan planet plotu, kita masih ngurus legenda.
Diperlihara lagi, seperti kamar khusus Ratu Nyi Roro Kidul di Samudra
Beach Hotel No 13 ini, di Palabuhan Ratu Sukabumi. Dalam foto, suaminya,
pemilik blog ini, nampak sedang salaman dengan istrinya Nyai Sang Ratu
yang sedang berbaring tidak kelihatan.
Tamu sangat pasti.
Inilah tamu setia dan sangat pasti yang khas datang ke Indonesia setiap
musim hujan. Gak khas gimana, musim kering air surut, musim hujan
pasti…pasti… dan pasti banjir. Gituuuu…. aja terus sepanjang tahun!!
Akibat pembangunan yang tidak terencana, semrawut dan tidak
dikendalikan, begitulah hasilnya. Di negara lain, ada juga dong banjir,
tapi umumnya tidak terduga, misalnya karena badai topan dsb. Tapi
indahnya Indonesia, banjir itu rutin alias selalu always. Tidak oleh
badai, tapi oleh kekhasan Indonesia saja. Kalau musim hujan datang,
haqqul yakin, pasti banyak banjir dimana-mana. Jangan tanya
pemerintahlah, kesalahkaprahan pembangunan pemukiman sudah sangat parah.
Coba gimana kita tidak bangga? Hidup Indonesia!!
Menjemur yang berdaya cipta.
Hanya orang Indonesia yang kreatifnya sampe begini ini. Kepikiraaan…
aja. Sayang buahnya masih mentah. Coba sudah mateng apalagi masak. Agak
kuning langsat gitu, pasti buah ini merangsang.
Kemerdekaan semrawut.
Ini khas Indonesia. Berjualan dimana saja selagi ada tempat. Bahaya?
Nomor tujuh!! Gak ada aturan kok. Selama pemerintah membiarkan dan tidak
menyediakan sarananya berarti boleh, ya gak? gitu aja repot.
Dunia truk yang khas.
Naah … ini dia khas Indonesia yang lain. Tulisan-tulisan di truk sangat
nikmat dicerna sebagai obat stress. Lihat saja contohnya di atas:
“”Jail ih” (seorang anak menyingkapkan rok tante2 seksi). “Tak ada waktu
untuk mama!”, “Pemburu Janda!” “Begini nasibku.” Yang lucu yang lain
yang pernah saya baca misalnya: “Pulang malu tak pulang rindu,” “Antar
istri, jemput pacar,” “Istighfar euy!” (nyindir pasangan yang sedang
dilanda syahwat dalam mobil yang ada dibelakang truknya),” “Dirarang
meroko sebelum ngopi!” Hahaha …. Dunia truk sngat menarik dan supir2
truk itu ternyata kreatif-kreatif juga. Kalimat-kalimat dan lukisan
dalam truk adalah gambaran kehidupan para supir truk yang khas dalam
dunianya ….
Nekad.
Naik public transport gimana aja caranya, selama polisi hanya menonton,
tidak menegur dan tidak menilangnya. Yang penting sampe. Celaka?
Emangnya gue pikirin …
Pesta rakyat Agustusan.
Walaupun banyak yang mengkritik, peringatan kemerdekaan bangsa kok
acaranya hanya gini-gini aja, kurang bermakna. Biarin aja! Jaman
kolonial kita gak bisa beginian. Gawat, bisa di dor sama kumpeni!! Mau??
Jangan sentimenlah, yang penting rakyat senang. Kapan pemerintah dan
pejabat kita akan menyenangkan rakyat?? Kapan? Ayo jawab?? Gak bisa
jawab kan?? Ya iyya laah….. wong mereka cuma mikirin perutnya sendiri.
Pesta Liwet.
Nikmaaat …… makan nasi liwet dan berjamaah di atas daun. Lambang
demokrasi, egalitarianisme, keadilan, transparansi, persamaan hak,
kerakyatan, gotong-royong, kebersamaan, kesetaraan dan lain-lain. Begitu
banyak nilai-nilai universal yang terkandung dalam “the great culture
of liwet” ini. An unimaginable joy!! Sayang, banyak orang memandang
sebelah mata. Juragan Acun (Pejabat Pemda Tasikmalaya) duduk
ditengah-tengah sambil mencomot cucuk jeung hulu. Ia calon Bupati Tasik
tahun 2030.
Makanan surga. Emmh…
khas kelezatan Indonesia. Bau tapi merangsang. Teman sejatinya adalah
sambal terasi dan ikan asin. Sebuah artikel ilmiah menjelaskan puluhan
khasiat dari “pemandangan indah” ini. Memang, ciptaan Tuhan tidak ada
yang sia-sia. Orang Sunda meyakininya sebagai “makanan surga yang turun
dari kayangan.” Makan bersama sang primadona ini, dijamin, nambah nasi 3
kali adalah minimal!!
Duduki dan turunkan!!
Inilah satu-satunya cara kami menghentikan orang yang keasyikan
berkuasa, lupa untuk giliran. Syusyah sih, sudah duduk lupa berdiri.
Emang di negeri Indonesia yang besar ini hanya satu orang saja yang bisa
jadi presiden? Enak aja. Gantian doong …!!! Syukurlah, sekarang sudah
jamannya demokrasi.
Kitab suci yang menyedihkan.
Al-Qur’an adalah kitab suci yang paling populer dan paling banyak
dibaca setiap hari oleh miliaran Muslim di seluruh dunia. Ia adalah
firman-firman Tuhan yang agung dan suci. Al-Qyr’an telah merubah dunia.
Tapi, pesantren-pesantren tradisional dan masjid-masjid di
kampung-kampung Indonesia memperlakukannya seperti ini. Masya Allah.
Jadilah ini khas Indonesia. Tapi walaupun butut begini, jejak ini
adalah kenangan manis santri-santri yang kini sukses jadi orang. Jejak
ini juga telah melahirkan banyak ulama besar Indonesia.
Hujan-hujanan.
Asyiiik… !! Beginilah kami orang kecil di kampung kalau mandi, bebas
dan menyatu dengan alam. “We are strong and healthy!! Eh, lu bocah anak
orang kaya? Orang gedean? Jangan ngikutin gue … bisa sakit lu! Ntar mami
marah!” Pasti banyak orang gedean yang kini jadi pemimpin dan pejabat
tinggi, waktu kecilnya di kampung kayak gini … ngaku laah!!
Pulang… pulang … pulang… !!
Ini yang indahnya tiada duanya di muka bumi, yang paling
ditunggu-tunggu keluarga Indonesia. Setelah lebaran lalu mudik. Aaakh
asyiknya kumpul bersama keluarga… Mudik tidak ada di negara lain. Apapun
dikorbankan demi mudik, walaupun datang ke kampung tinggal nama alias
tewas di perjalanan. Biarin, yang penting mudik!! Dan lucunya, banyak
yang mudik, tapi jarang puasa Jadi, apa artinya ya??
Menu terlezat di dunia.
Naahh …. ini dia. Aduh, jadi laper nih… Makan sama sambal terasi dan
ikan asin … eemmhh… nikmatnya so pasti, benar-benar khas Indonesia.
Apalagi nasinya panas, makannya di pinggir sawah, nyoleknya pake
lalaban segar dan petai, dan ketika makan sambil mengingat duit
nangkring di rekening ratusan juta, mobil tujuh, dayang-dayang lima,
helikopter dua, pembantu sepuluh, tanah sekabupaten, waah… dijamin asyik
gak ketulungan. Sambal juga ada di negara lain, tapi sambal terasi yang
diulek-ulek dan digoyang-goyang plus ikan asin hanya ada di Indonesia.
Dua sejoli ini terkenal sebagai teman makan dan penggugah selera paling
mantap di dunia …
Macet Parah Bin Rutin.
Ini yang membuat jutaan masyarakat Indonesia stress. Hiiyyy…… maceet,
menyebalkan dan sangat menyiksa. Menurut para psikolog, banyak
masyarakat kota Indonesia “sakit jiwa” tanpa disadarinya karena
seringnya disergap oleh kemacetan yang parah ini. Macet ada di negara
lain, tapi di Indonesia sangat parah dengan kesadaran masyarakat yang
rendah di jalan raya, tidak teratur, ingin menang sendiri, saling
serempet, saling potong, saling jegal, berhenti seenaknya, belok
seenaknya. Pokoknya biadab lah. Makanya, hidup tuh sebenarnya enak
dikampung: damai, tenang, segar, udara bersih. Asal sabar jangan ingin
kaya. Tapi yaa, ingin kayak yang belum tentu membuat hidup bahagia
inilah yang didambakan oleh kebanyakan masyarakat kita. Masyarakat kita
lebih mementingkan gengsi sih… Punya mobil kan gengsi dan disebut
“sukses”, biarin ngutang juga, biarin tiap hari macet parah juga, stress
juga, yang penting kata orang hebat, sukses dan kaya. Syusyah ….
Makan dengan kerupuk.
Pernahkah Anda melihat orang di luar negeri makan always with kerupuk?
Kayaknya tidak ada. Tradisi makan yang dihiasi suara “krauuk … krauuk…”
ini benar-benar khas Indonesia. Diluar negeri ada kerupuk, tapi bukan
kerupuk seperti ini yang terbuat dari tepung (aci) gini. Mereka mengenal
juga crakers yang sangat berbeda dengan kerupuk Indonesia. Dan crackers
mereka itu bukan temannya makan berat tapi sebagai snake atau cemilan.
Jadi, makan “krauuk… krauuk” begini benar-benar khas Indonesia yang
tidak ada dimana pun di pelosok muka bumi ini. Makan dengan kerupuk
konon adalah tradisi wajib orang Jawa. Banyak orang Jawa tidak bisa
makan tanpa adanya suara simfoni indah “krauk … krauuk” dari makhluk
yang satu ini. Yu ah kita rame-rame bikin paduan suara orkestra
nasional: “krauuk…krauuk… krauuk!!”
Anak jalanan.
Ini juga khas Indonesia, setidaknya saya tidak pernah menemukan atau
nonton di TV luar negeri, anak-anak dibawah umur mengemis di setiap
stopan jalan. Keluarga miskin yang tidak diurus oleh negara sebagaimana
diamanatkan UUD 1945, memanfaatkan anak-anaknya mengemis. Dinas sosial
tidak kelihatan geraknya. Anjal stopan nampaknya adalah khas Indonesia.
Kesulitan bertahan hidup membuat mereka kemana saja bergerak untuk bisa
makan dan banyak dari mereka yang menjadikannya profesi.
Dapur yang “full memories.”
Anda sudah kaya? Jangan melupakan warisan nenek moyang kita ini dong.
Inilah kompor khas dan tertua di Indonesia. Di Sunda namanya hawu. Ada
gak ya di negara lain? Mungkin ada tapi bentuk dan modelnya beda. Bagi
saya, ini benar-benar khas Indonesia. Melihat kompor alami ini
mengingatkan kita ke kampung halaman kita di desa, ke rumah kakek nenek
dahulu, ke rumah-rumah orang pedesaan yang nyaman dan tentram. Rumahnya
panggung dan kompornya tungku kayu bakar kayak gini. Bayangin aja, udara
lagi dingin-dinginnya, kita duduk di depannya yang anget di atas tiker
bambu, sambil menunggu bubuy sampeu (singkong bakar) disitu, nyedot kopi
panas yang kentel, rokoknya jarum coklat sambil menikmati dendang
lagu-lagu dangdutnya Rhoma Irama dari radio transistor dua band… Aakh
indahnya … Orang kota sekarang pada nyari situasi-situasi alami yang
ginian. Makanya, rumah makan di mana-mana, kembali ke desain alami, yg
dekat dengan alam seperti kita saksikan di banyak tempat, terutama di
Jawa Barat.
Berdesakan.
Di Indonesia, budaya antri adalah sangat mahal, karena mahal dan jarang
ditemukan ketertiban berantri, jadinya ya khas Indonesia. Antri baru
hanya ada di lembaga-lembaga modern seperti bank, kantor-kantor
pemerintah dan swasta, kampus dll. Tapi berapa persen itu? Itu hanya
pemandangan kecil di wilayah perkotaan, sedangkan kota-kota hanyalah
titik-titik di negara besar Indonesia. Umumnya, di masyarakat terutama
di pedesaan dan wilayah rurban (desa-kota) masih susah dengan budaya
antri. Dan ada yang menarik, kalau pun masyarakat kita antri, biasanya
badannya sampai bersentuhan bahkan merapat, sesuatu yang tidak ada di
negara maju. Apalagi bila sudah ngantri kebutuhan pokok. Kesadaran
rendah, penduduk yg terlalu banyak dan lahan yang sempit semua menyatu
menjadi “adonan kekesalan” yang susah untuk di atasi. Kalau Anda, tidak
merasakan ini khas Indonesia, coba sekali2, jangan diam di kantor mewah
dan modern saja, di tempat-tempat yang nyaman saja, sekali2 ke daerah,
ke terminal, ke tempat2 berjubel menyatu dengan masyrakat kecil agar
merasakan aslinya Indonesia.
Transportasi dunia keempat.
Angkot benar-benar makhluk khas Indonesia. Ciri-cirinya adalah: (1)
Berhenti dan belok semau gue, alias dimana aja, termasuk di bawah plang
“Dilarang Parkir,” (2) orang-orang merokok bebas didalamnya yang sempit
itu, (4) dan yang terbaru, pengamen. Karena lahan ngamen sudah semakin
sempit, angkot pun akhirnya dipake ngamen juga. Kebanyakan asal
genjreng, lagu kemana musik kemana, dan seperti foto diatas nyanyinya
keluar lagi, jadi bukan untuk diperdengarkan kepada hadirin penumpang
mercedes rakyat itu.
Juara korupsi.
Ini yang menjadi kebanggaan Indonesia berpuluh-puluh tahun, sejak Orde
Baru hingga kini Orde Reformasi. Korupsi belum berubah dan masih susah
diberantas. Coba, kabupaten, propinsi dan lembaga mana yang benar-benar
bersih korupsi di Indonesia? Tidak ada, yang ada adalah belum terungkap.
Berkali-kali Indonesia menempati ranking pertama alias “the best”
diantara negara paling korup di dunia. Kalau tidak ke-1, ya ke-2 atau
ke-3. Budaya korup di kita merata dari supir angkot, pedagang kecil,
pedagang di pasar hingga para pejabat tinggi, anggota DPR/MPR, bahkan
lembaga peradilan tinggi yang seharusnya mengadili para koruptor.
Benar-benar parah dan menyedihkan. Tapi itulah Indonesia yang kita
cintai. Tentu saja kita muak. Tapi hanya muak, salah. Yang benar adalah
mulai dari diri sendiri untuk tidak melakukan korupsi dari yang
kecil-kecil seperti menipu, berbohong, curang, rakus dsb. Inilah
akar-akar perilaku korupsi. Dan marilah kita dukung KPK sekuat-kuatnya.
The Kuw Muh Elite Village.
Ini khas pemukiman elit Indonesia yang disebut kawasan “The Kuw Muh
Elite Village.” Tidak elit gimana, adanya di posat kota metropolitan
Jakarta. Disamping komplek elit ini adalah gedung-gedung menjulang
tinggi, kapitalisme mengangkang penuh keangkuhan, hutan beton yang keras
dan individualisme yang takabur. Sekelompok manusia yang nekat hidup di
tengah keangkuhan itu akhirnya harus hidup dimana saja yang penting
bisa tidur … Jakarta dan kota-kota besar Indonesia lainnya menghadapi
problem rumit soal urbanisasi yang tidak diatur ini …
Kuda besi yang liar.
Ini yang khas dari kuda Indonesia yang sekarang gak mau makan rumput
lagi karena sudah berganti dengan premium. Spesies ini, dari Medan
hingga Jayapura, memiliki ciri-ciri yang sama: bergimung seperti lalat,
melabrak lampu merah, majunya nyerempet-nyerempet, kalau lagi macet
trotoar jadi alternatif, pejalan kaki diserempet, di stopan menuhin
zebra cross , dan melaju melawan arah. Karena produksinya tidak diatur,
jalur khusus tidak dibuatkan, penegakkan hukum hanya soal tilang lalu
polisi dapet duit, pengaturan sepeda motor akhirnya menjadi sangat susah
dan rumit untuk rapih dan tertib. Hidup di Indonesia benar-benar
merdeka. Hidup Indonesia ….!!
Bawaan tanpa perhitungan.
Hanya di Indonesia, ada sepeda motor, becak atau orang jualan yang
barangnya “menjulang tinggi ke angkasa” hingga menutupi pengendaranya.
Atau, bawaannya tidak seimbang dengan pengendara dan Polisi tidak
menegurnya atau menilangnya. Tidak ada keketatan di jalan raya di
Indonesia demi keselamatan penumpang. Pedagang juga sama. Seperti foto
diatas, barang-barang setoko dimasukin semuanya ke roda dagangannya. Ada
gak ya di Amerika atau Jepang pemandangan unik begini??
Budaya latah.
Inilah budaya khas Indonesia “modern” yang paling kampungan, memuakkan
dan menyebalkan: BUDAYA LATAH!!!!! Ada American Idol, ikuuutt…
Indonesian Dodol!! Mbok ya bikin yang idenya asli Indonesia, apa gak
bisa?? Katanya banyak yg pinter-pinter. Acara latah begini banyak sekali
di TV kita, yang tidak berangkat dari budaya dan tradisi Indonesia.
Para pemilik dan pengelola televisi, adalah yang paling parah dan
kampungan dalam soal mengembangkan budaya dan mental latah ini. Mental
para pengelola televisi, para pengelola acara entertainment benar-benar
udik!! Miskin pendirian, miskin ide, miskin mikir, miskin kreatifitas.
Penyakit parah ini menganggap ‘keren’ dan ‘modern’ apa saja yang datang
dari Barat. Ini mental rendah diri yang parah, mental inlander. Padahal,
banyak sekali acara yang tidak cocok untuk masyarakat kita yang
relijius dan kaya raya dengan ragam budaya ini. Para pengelola televisi
yang pinter-pinter dan sukses di kota-kota itu sangat bodoh bahwa kita
memiliki ratusan etnis, ratusan bentuk budaya dan tradisi, puluhan
bahasa daerah dan dialeknya. Mana acara-acara TV yang mengangkat
kekayaan tradisi bangsa itu? Mana acara-acara yang mendorong cinta tanah
air dan nasionalisme? Tidak ada!! Generasi muda kita terus dicekoki
oleh yg hingar bingar, yang hiruk pikuk, yang sekuler, yang datang dari
luar. Akhirnya, artisme dan selebritisme menjadi pujaan, menjadi
ideologi dan orientasi hidup anak-anak remaja. Kalau tidak kenal artis,
kuno. Kalau tidak punya artis pujaan, kampungan. “Cita-cita luhur”
banyak remaja sekarang adalah jadi artis sinetron. selebriti, model,
jadi anak band. Cita-cita sampah!! “Aktifitas termulia” banyak remaja
sekarang adalah shooting, audisi, nyanyi, kejar tayang, Icih Fansclub,
Ijah fansclub. Yang begituan aja!! Idola para remaja bukan lagi para
pahlawan bangsa atau mereka yang berprestasi seperti juara olimpiade
matematika/fisika atau juara olah raga, tapi INUL, Ayu dan Sarah Azhari,
BCL, Julia Perez, Dewi Persik yang semua kelakuannya tidak bermoral.
Kelakuannya sampah!! Parah!!