Temukan Artikel Dan Pengertian Berbagai Bidang Ilmu Di Website Ini.

Showing posts with label Sosial. Show all posts
Showing posts with label Sosial. Show all posts

Tuesday, 10 October 2017

Pengertian Asimilasi Menurut Para Ahli

Hai... Selamat siang sobat" semuanya, jumpa lagi dengan saya Admin.. :)
Kali ini admin akan membahas tentang Pengertian Asimilasi Menurut Para Ahli. Bagi sobat" semua kata asimilasi mungkin tidak asing lagi, tapi terkadang kita tidak tau apa pengertian dari Asimilasi itu sendiri. Asimilasi sering kita dengar dalam Ilmu sosial ataupun kebudayaan.

Untuk lebih jelasnya apa itu Pengertian Asimilasi, yuk... kita sama" membahasnya.

Pengertian Asimilasi - Asimilasi adalah proses perubahan kebudayaan secara total akibat bercampurnya dua kebudayaan atau lebih sehingga membentuk budaya baru.

Menurut Wikipedia pengertian Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli hingga membentuk kebudayaan baru.

Menurut Soejono Soekanto pengertian Asimilasi adalah poses sosial dalam taraf lanjut. 

Proses asimilasi ditandai dengan adanya usaha suatu individu atau kelompok untuk mengurangi perbedaan.

Caranya adalah dengan usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama.

Pengertian Asimilasi

Hasil Asimilasi
Hasil dari proses Asimilasi dapat dilihat dari semakin tipisnya batas perbedaan antar individu dalam suatu kelompok atau batas-batas antar kelompok. Hasil dari proses Asimilasi ini hanya bisa didapatkan bila masing-masing indvididu menyesuaikan diri dengan kepentingan bersama.

Syarat Asimilasi
Proses asimilasi dapat terbentu apabila memenuhi tiga persyaratan yakni :
  • Terdapat sebuah kelompok yang memiliki kebudayaan yang berbeda.
  • Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif lama.
  • Kebudayaan masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri.
Fakto Pendorong Asimilasi
Proses terbentuknya asimilasi didorong oleh beberapa faktor diantaranya :
  • Toleransi
  • Kesempatan yang sama
  • Rasa saling menghormati
  • Sikap terbuka
  • Perkawinan antar kelompk yang berbeda
  • Adanya persamaan dalam unsur kebudayaan
  • Memiliki musuh yang sama
Faktor Penghalang
Terdapat beberapa faktor yang menghalangi proses asimilasi antara lain :
  • Kelompok yang terisolasi atau terasing
  • Kurangnya pengetahuan
  • Prasangka negatif
  • Perbedaan ciri fisik
  • Perasaan yang kuat bahwa individu terikat pada kebudayaan kelompok yang bersangkutan
  • Golongan minoritas mengalami gangguan dari kelompok penguasa.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Asimilasi_(sosial)

Itulah penjelasan mengenai Pengertian Asimilasi Menurut Para Ahli yang bisa admin bagikan, semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua.

Baca juga:

Monday, 14 November 2016

Pengertian Community Relations Menurut Para Ahli

Pengertian Community Relations - Community relations atau hubungan dengan komunitas dipandang sebagai relasi yang dikembangkan untuk membuka ruang bagi terwujudnya tanggung jawab sosial suatu lembaga atau organisasiTanggung jawab tersebut terus berevolusi hingga menemukaan bentuk yang menunjukkan keseimbangan dan kesetaraan posisi antara lembaga dan komunitasnya. Sejalan dengan itu, komunitaspun tak hanya dimaknai dengan lokalitas, melainkan juga sebagai struktur yang didalamnya terjadi interaksi karena memiliki nilai-nilai dan kepentingan yang sama, serta manfaatnya bisa dirasakan kedua belah pihak. community relations dikembangkan demi kemaslahatan organisasi dan komunitasnya dalam bentuk tanggung jawab sosial.

Wilbur J. Peak dalam karyanya “community relations” yang dimuat dalam Lesly’s Public Relations Handbook (Onong Uchjana Effendy, 1992:149), mendefinisikan hubungan dengan komunitas sebagai hubungan dengan komunikasi sebagai fungsi hubungan masyarakat, merupakan partisipasi suatu lembaga yang berencana aktif dan sinambung dengan masyarakat di dalam suatu komunitas untuk memelihara dan membina lingkungannya demi keuntungan kedua pihak yaitu lembaga dan komunitasnya. Community relations bisa bermakna lebih dari sekedar membangun hubungan baik antara lembaga dan komunitas sekitarnya, melainkan juga berperan melalui tindakan-tindakan pada tingkat lokal dalam mengatasi permasalahan-permasalahan. Selain itu, community relations bisa dipandang sumbangan kecil yang berarti yang diberikan organisasi sebagai warga negara bersama dengan komunitas di sekitarnya untuk mengatasi permasalahan-permasalahan besar tadi pada tingkat lokal dengan memperhatikan prinsip berkelanjutan. Tapi tentu saja fokus perhatian adalah upaya mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh komunitas.

Sebagai fungsi pelaksanaan hubungan masyarakat (humas), komunitas lokal dipandang suatu kesatuan dengan perusahaan yang memberi manfaat timbal balik. Prinsip kegiatan humas adalah mengharmonisasikan hubungan antara perusahaan beserta manajer dan karyawannya dengan masyarakat di sekitar perusahaan. Hubungan yang harus dibina oleh humas tidak hanya hubungan jangka pendek, tetapi juga hubungan jangka panjang. Hubungan timbal balik dengan rasa memiliki dibutuhkan oleh perusahaan agar perusahaan memperoleh dukungan komunitas.

Community relations adalah upaya membina hubungan harmonis antara perusahaan atau organisasi dengan komunitas masyarakat untuk meningkatkan kepedulian sosial dan saling pengertian. 

Sedangkan community relation menurut para ahli adalah sebagai berikut:
  1. Onong Uchajana Efendi (dalam kamus komunikasi, 1989) : “Kegiatan komunikasi dua arah secara timbal balik antara suatu organisasi, misalnya jawatan, perusahaan, lembaga, badan dan lain-lain dengan penduduk yang bertempat tinggal di sekitarnya dalam rangka membina kerjasama yang akrab demi kepentingan bersama, yang dilandasi asas saling pengertian dan saling percaya”. 
  2. Gregory, yang dikutip oleh Yosal Irianta dalam bukunya community relations (2004:21), community relations atau hubungan komunitas adalah hubungan bisnis yang saling menguntungkan dengan satu atau lebih stakeholders, untuk meningkatkan reputasi perusahaan menjadi sebuah perusahaan yang baik bagi masyarakat. 
  3. Jerold mendefinisikan community relations sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya untuk kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas.

Berdasarkan definisi di atas, dapat dilihat bahwa hubungan dengan komunitas berorientasi kepada kegiatan, yakni kegiatan yang dilakukan oleh lembaga, dalam hal ini humas sebagai pelaksananya, yang bersifat partisipatif. Dengan partisipasi itu maka keuntungan bukan hanya pada organisasi atau lembaga saja, tetapi juga pada lingkungan sekitarnya. Kegiatan yang dilakukan tidak sembarangan atau asal saja, tetapi dengan perencanaan yang matang, dan pelaksanaan rencana tersebut dilakukan secara aktif dan sinambung. Yang mana prinsip yang hendak dikembangkan melalui community relations adalah mengembangkan hubungan tetangga yang baik.

Menurut mantan staf community relations di Lllinois Bell Telephone, komunitas bukan lagi sekedar kumpulan orang yang tinggal pada lokasi yang sama tetapi juga menunjukkan terjadinya interaksi di antara kumpulan orang tersebut. Jadi, selain karena faktor-faktor fisik yakni tinggal di lokasi yang sama, komunitas itu juga bisa merupakan unit sosial yang terbentuk lantaran adanya interaksi di antara mereka. Dengan kata lain, komunitas itu bukan hanya menunjuk pada lokalitas saja melainkan juga pada struktur (Yosal, 2004: 20-22).

Community relations adalah hubungan publik yang memfokuskan diri pada komunitas yang berkaitan dengan keberlangsungan suatu lembaga. Misalnya, para pemilik lahan/tanah haruslah mendapat perhatian dan kepuasaan dari perjanjian pembelian tanah oleh lembaga yang membutuhkan tanah mereka untuk proyek pembangunan pondok pesantren. Jika tidak, maka komunitas yang tidak terpuaskan ini bisa menghambat proyek yang sedang dilaksanakan. Dengan bergeraknya masyarakat serta individu ke satu arah dan hubungan dengan masyarakat lokal. Reputasi suatu lembaga semakin tergantung pada bagaimana lembaga itu diterima masyarakat setempat. Reputasi akan menentukan keberhasilan yang berkesinambungan dari suatu lembaga/perusahaan (Gregory, 2004:104).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa community relations merupakan kegiatan-kegiatan menyangkut pengembangan kesepahaman melalui komunikasi dan informasi kepada para pihak yang terkait (stake holder) melalui komunikasi dan informasi, untuk peningkatan hubungan baik dengan kelompok masyarakat dan pemerintah setempat melalui bantuan konsultasi publik dan bantuan penyuluhan.

Community Relations

Sekian uraian tentang Pengertian Community Relations, semoga artikel diatas dapat bermanfaat.

Baca juga:

Tuesday, 17 May 2016

Pengertian Munafik Dan Ciri-cirinya

Pengertian Munafik - Munafik menurut bahasa artinya orang yang menyembuyikan. Sedangkan menurut istilah, munafik ialah orang yang menyembunyikan kekafirannya. tetapi mengaku beriman kepada Allah. Dengan kata lain munafik adalah orang yang perkataannya tidak sama dengan hatinya.

Ciri-ciri Orang Munafik:
  1. Pendusta
  2. Sombong
  3. Penakut
  4. Sering mengingkari janji
  5. Penghianat (Suka berkhianat)
  6. Kikir
  7. Bermuka duah. Bersumpah palsu
Akibat Buruk Sifat Munafik:
  1. Tidak ada ketentraman, gelisah dan selalu was-was.
  2. Tidak dipercaya teman maupun orang lain.
  3. Dikucilkan orang lain.
  4. Kerugian masyarakat semakin besar, karena orang-orang munafik selalu menimbulkan kerusakan.
Cara menghindari menghindari perilaku munafik dalam kehidupan sehari-hari:
  1. Selalu ingat kepada Allah dalam keadaan apapun.
  2. Berusaha untuk selalu berkata jujur.
  3. Menepati setiap janji yang diucapkan.
  4. Menyampaikan amanah orang lain tanpa menunda waktu.
  5. Menyampaikan informasi yang kita ketahui tanpa mengada-ada

Sekian uraian tentang Pengertian Munafik Dan Ciri-cirinya, semoga bermanfaat.
Sumber: Dikutip dari berbagai sumber

Baca juga:
Pengertian Persepsi Menurut Para Ahli
Pengertian Aqidah Menurut Para Ahli
Pengertian Perilaku Prososial Menurut Para Ahli

Monday, 16 May 2016

Pengertian Perilaku Prososial Menurut Para Ahli

Pengertian Perilaku Prososial - Menurut O. Sears. Peplau, dan Taylor. Perilaku prososial mencakup kategori yang lebih luas, segala bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain, tanpa memperdulikan motif-motif si penolong. 
 
Perilaku prososial adalah segala bentuk tindakan positif yang diberikan pada orang lain tanpa keinginan untuk memperoleh imbalan untuk kepentingan diri sendiri.
 
Perilaku prososial adalah sebagai tindakan sosial, rasa perhatian, penghargaan, kasih sayang, kesetiaan, serta bantuan yang diberikan pada orang lain yang dilakukan dengan suka rela tanpa pamrih.
 
Perilaku prososial ialah tindakan sukarela yang dilakukan sesorang atau sekelompok orang untuk menolong orang lain tanpa mengharapkan imbalan apa pun atau perasaan telah melakukan kebaikan.
 
Perilaku prososial berkisar dari tindakan yang tidak mementingkan diri sendiri atau tanpa pamrih sampai tindakan menolong yang sepenuhnya dimotivasi oleh kepentingan diri sendiri (Rusthon, 1980). 
 
Robert A. Baron dan Donn Byrne (2004) mengungkapkan bahwa perilaku prososial dapat didefinisikan sebagai perilaku yang memiliki konsekuensi positif orang lain.
 
Myers. Mengatakan bahwa perilaku adalah kepedulian dan pertolongan pada orang lain yang dilakukan secara suka rela dan tidak mengharapkan imbalan apapun.


Sekian uraian tentang Pengertian Perilaku Prososial menurut para ahli, semoga bermanfaat.

Sumber: Dikutip dari berbagai sumber.

Baca juga:

Saturday, 20 February 2016

Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Para Ahli

Pengertian Mobilitas - Mobilitas sosial pada dasarnya adalah perubahan susunan status orang-orang dalam masyarakat baik secara vertikal maupun secara horizontal. Mobilitas sosial menggambarkan gerakan perubahan kedudukan dan peran dari orang-orang yang ada dalam masyarakat dari waktu ke waktu.

Secara epistomologis kata mobilitas sosial berasal dari kata mobilis (bahasa Latin) yang berarti bergerak dan social (bahasa Inggris) yang berarti masyarakat. Jadi mobilitas sosial berarti gerakan masyarakat.

Pengertian mobilitas sosial menurut beberapa ahli :
  1. Soerjono Sukanto 1987, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
  2. Horton dan Hunt mengartikan mobilitas sosial sebagai gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya.
  3. William kornblum : mobilitas sosial adalah perpindahan individu-individu, keluarga-keluarga, dan kelompok sosialnya dari satu lapisan ke lapisan sosial lainnya.
  4. Michael S. Bassis, mobilitas sosial : perpindahan ke atas atau ke bawah lingkungan sosial ekonomi yang mengubah status sosial seseorang dalam masyarakat.
  5. H. Edward Ranssford, mobilitas sosial : perpindahan ke atas atau ke bawah dalam lingkungan sosial secara hierarki.
  6. Kimball Young dan Raymon W. Mack, mobilitas sosial : suatu mobilitas dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
Dari pengertian di atas, dapat diambil 3 hal pokok menyangkut mobilitas sosial yaitu :
  1. Perubahan kelas sosial, baik ke atas maupun ke bawah
  2. Dialami oleh manusia baik sebagai individu maupun kelompok
  3. Terjadi dampak sosial atas kelas sosial baru yang diperoleh

Jenis-jenis Mobilitas Sosial
1. Berdasarkan Tipe
a. Mobilitas Sosial Vertikal
Yaitu perpindahan individu atau obyek dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajad.
Mobilitas sosial vertikal dibedakan menjadi 3 yaitu :
  1. Mobilitas sosial vertikal naik = social climbing mobility = upward mobility. Mobilitas sosial vertikal naik terjadi apabila seseorang mengalami peningkatan kedudukan menuju tingkatan yang lebih tinggi.
  2. Mobilitas sosial vertikal turun = social sinking
  3. Mobilitas sosial vertikal naik terjadi apabila seseorang mengalami penurunan kedudukan menuju tingkatan yang lebih rendah.
b. Mobilitas Sosial Horisontal
Yaitu perpindahan individu atau obyek dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang sederajad.
c. Mobilitas Sosial Lateral = Mobilitas Geografis
Yaitu perpindahan individu atau obyek dari suatu tempat ke tempat lain yang berpengaruh pada kedudukan sosialnya
d. Mobilitas Sosial Struktural
Meliputi kesatuan yang luas dan kompleks yang disebabkan oleh hal-hal yang positif maupun negatif.


Sekian uraian tentang Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Para Ahli, semoga bermanfaat.
Baca juga:

Thursday, 18 February 2016

Pengertian Ras Menurut Para Ahli

Pengertian Ras - Ada beberapa ahli yang mengemukakan tentang pengertian ras. Gross (cit. Daldjoeni, 1991) mengemukakan ras adalah segolongan manusia yang merupakan satu kesatuan karena memiliki kesamaan sifat jasmani dan rohani yang diturunkan, sehingga dapat dibedakan satu dengan yang lain.
 
Kohlbrugge (cit. Daldjoeni, 1991) menyatakan ras adalah segolongan manusia yang memiliki kesamaan ciri-ciri jasmani karena diturunkan, dimana ciri-ciri rohani tidak diperhitungkan. 
 
Haldane (cit. Daldjoeni, 1991) menyatakan bahwa ras adalah sekelompok manusia yang memiliki satu kesatuan karakter fisik dan asal geografis dalam area tertentu.
 
Chainur Arrasjid (1972) dosen fakustas Hukum USU menyatakan bahwa ras adalah segolongan manusia yang mempunyai persamaan sifat-sifat lahir tertentu yang dilanjutkan kepada keturunannya.
 
Klasifikasi Ras Manusia
Ada banyak sistem klasifikasi ras manusia dari berbagai sarjana terkenal, dikarenakan oleh tiap-tiap sarjana ini memakai salah satu ciri sebagai dasar klasifikasinya. Misalnya: klasifikasi yang mengkombinasikan ciri-ciri morfologis dengan geografis dalam sistemnya (Blumenbach, 1755 cit. Koentjaraningrat, 1968). 
 
Klasifikasi yang memakai warna rambut dan bentuk rambut sebagai ciri-ciri terpenting dalam sistemnya (Deniker, 1889 cit. Koentjaraningrat, 1968). Semua klasifikasi itu masih berdasarkan metode-metode morfologis. Secara tradisional ras manusia oleh para ahli dibedakan atas tiga ras utama yaitu: (1) ras Kaukasoid; (2) ras Mongoloid dan (3) ras Negroid. Namun setelah diteliti lebih lanjut ternyata pembagian ras manusia bisa lebih rinci lagi menjadi ras Khoisan, ras Australoid, ras Kaukasoid, ras Mongoloid dan ras Negroid.


Sekian uraian tentang Pengertian Ras Menurut Para Ahli, semoga bermanfaat.
Baca juga:

Pengertian Sistem Sosial

Pengertian Sistem Sosial - Pada umumnya masyarakat mengartikan sistem adalah suatu cara atau rangkaian kegiatan yang menyangkut teknis melakukan sesuatu. Namun tidak demikian halnya di dalam kajian sosiologis. Sosiologis melihat sistem merupakan suatu rangkaian berbagai unsur yang satu sama lain berhubungan secara utuh tanpa dapat dipecah-pecahkan. 

Sementara itu menurut Tatang (Abdulsyani, 1994) isitilah sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang mempunyai pengertian sebagai berikut:
  • Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian.
  • Hubungan yang berlangsung di antara satuan-satuan atau komponen secara teratur.
Abdulsyani (1994) mengatakan sistem adalah himpunan dari bagianbagian yang saling berkaitan, masing-masing bagian bekerja sendiri dan bersama-sama saling mendukung; semuanya dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama, dan terjadi pada lingkungan yang kompleks.

Untuk menelah hubungan antar manusia dalam kehidupan bermasyarakat maka istilah yang digunakan adalah sistem sosial. Menurut Abdulsyani (1994), sistem sosial merupakan konsep yang paling umum dipakai dalam menjelaskan dan mempelajari hubungan manusia di dalam kelompok atau dalam organisasi sosial. Dalam hal ini manusia sebagai anggota masyarakat merupakan individuindividu yang saling bergantungan. lnteraksi antar individu yang berkembang menurut standar penilaian dan kesepakatan bersama yaitu berpedoman pada norma-norma sosial merupakan dasar dari terbentuknya sistem sosial.

Hal ini sejalan dengan yang diajukan Jhonson (1986) sistem sosial hanya salah satu dari sistem-sistem yang termasuk dalam kenyataan sosial. Sistemsistem sosial tersebut merupakan bentukan dari tindakan-tindakan sosial individu.

Pada dasarnya suatu sistem sosial menurut Nasikun (1993) tidak lain adalah suatu sistem daripada tindakan-tindakan. la terbentuk dari interaksi sosial yang terjadi di antara berbagai individu, tumbuh dan berkembang tidak secara kebetulan, melainkan tumbuh dan berkembang di atas standar penilaiaan umum masyarakat. Sistem Sosial adalah sistem bermasyarakat itu sendiri.

Menurut pandangan ilmu sosial, struktur sosial merupakan suatu sistem pengharapan-pengharapan yang berpola dari prilaku individu-individu yang menempati status-status tertentu dalam sistem sosial. Selama sekelompok peran tersebut penting secara strategi bagi sistem sosial, kompleks pola-pola yang mendefenisikan perilaku yang diharapkan di dalam peran-peran itu bisa disebut sebagai suatu lembaga. Struktur-struktur kelembagaan dalam pengertian ini merupakan unsur fundamental dari stuktur sistem sosial.

Fungsi Sistem Sosial di Dalam Masyarakat 
Sistem sosial pada dasarnya memiliki kecenderungan untuk mencapai stabilitas. Karena sistem sosial menurut Nasikun (1993) memang sering kali mampu melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan-perubahan yang datang dari luar, baik dengan cara tetap memelihara status quo maupun dengan cara melakukan bersifat reaksioner.

Dengan demikian fungsi dari setiap sistem sosial menurut Halminton (1990) ada empat yaitu:
  1. Fungsi Pemeliharaan Pola. Fungsi Pemeliharaan Pola mengacu pada keharusan mempertahankan stabilitas pola-pola budaya terlembaga yang mendefenisikan struktur dari sistem tersebut. Dalam hal ini fungsi esensial adalah pemeliharaan, pada tingkat kultural, dan stabilitas nilai-nilai terlembaga melalui proses-proses yang mengartikulasikan nilai-nilai dengan sistem kepercayaan, yaitu keyakinan-keyakinan agama, idiologi, dan semacamnya. Selain itu adanya fungsi kendali yang menyangkut motivasi komitmen individual.
  2. Fungsi Pencapaian Tujuan. Fokus dari orientasi tujuannya terletak dalam hubungannya sebagai suatu sistem terhadap kepribadian-kepribadian dari individu-individu peserta. Karena itu ia menyangkut bukannya komitmen kepada nilai-nilai masyarakat, tetapi motivasi untuk menyumbang apa yang perlu bagi berfungsinya sistem : "Sumbangan-sumbangan" ini berbeda menurut kedaruratannya.
  3. Fungsi Adaptasi Fungsi. Adaptasi ini merupakan suatu tindakan penyesuaiaan dari sistem terhadap "tuntutan kenyataan" yang keras yang tidak dapat diubah 'yang datang dari lingkungan'. 
  4. Fungsi Integrasi. Dari keseluruhan fungsi integrasi adalah fokus dari sifat-sifat dan prosesproses yang paling menonjol. Pentingnya integrasi mengisyaratkan bahwa semua sistem, kecuali dalam kasus tertentu, ituPengertia didefenisikan dan dipecahpecah menjadi unit-unit yang relatif independen, yaitu harus diperlakukan sebagai sistem- sistem lain, yang dalam hal ini subsistem-subsistem lain dari sistem sama yang lebih luas. Dalam suatu masyarakat yang sangat terdeferensial, fokus primer dari fungsi integrasi didapati dalam sistem norma-norma legalnya dan pelaku-pelaku yang berhubungan dengan manajemennya, terutama pengadilan dan profesi hukum.

Sekian uraian tentang pengertian sistem sosial, semoga bermanfaat.
Baca juga:

Pengertian Keluarga Dan Ciri-Ciri Keluarga

Pengertian Keluarga - Keluarga dengan sistem konjungal, menekankan pada pentingnya hubungan perkawinan (antara suami dan istri), ikatan dengan suami atau istri cenderung dianggap lebih penting daripada ikatan dengan orangtua (Sunarto, 2004:63). 

Keluarga juga dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi, merupakan susunan rumah tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami istri, ayah dan ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan perempuan, serta pemelihara kebudayaan bersama (Khairuddin, 1997:7). 

Definisi lain mengatakan bahwa, keluarga adalah sekelompok orang yang diikat oleh perkawinan atau darah, biasanya meliputi ayah, ibu dan anak atau anak-anak (Gunarsa, 1993:230). 

Berdasarkan penjelasan di atas, maka terdapat beberapa bentuk atau tipe keluarga, yaitu: 
  1. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan Anak-anak.
  2. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga Inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya : nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
  3. Keluarga brantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari satu wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
  4. Keluarga Duda / Janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
  5. Keluarga berkomposisi (Camposite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
  6. Keluarga Kabitas (Cahabitasion) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tapi membentuk suatu keluarga.
Keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended family) karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari beberapa suku hidup dalam suatu komuniti dengan adat istiadat yang sangat kuat.

Ciri-ciri Keluarga
Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari suatu hubungan yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan dengan keorangtuaan dan pemeliharaan anak. Adapun ciri-ciri dari sebuah keluarga di dalam masyarakat adalah sebagai berikut:
  1. Unit terkecil dari masyarakat.
  2. Terdiri atas 2 orang atau lebih.
  3. Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah.
  4. Hidup dalam satu rumah tangga.
  5. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga.
  6. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.
  7. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
  8. Diciptakan untuk mempertahankan suatu kebudayaan.
Sekian uraian tentang Pengertian Keluarga Dan Ciri-Ciri Keluarga, semoga bermanfaat.
Baca juga:

Thursday, 11 February 2016

Pengertian Komunikasi Antar Budaya (KAB) Menurut Para Ahli

Apa Itu Komunikasi Antara Budaya?|Tema pokok yang sangat membedakan studi KAB dari studi-studi komunikasi lainnya ialah derajat perbedaan latar belakang pengalaman yang relatif besar antara para komunikator yang disebabkan oleh perbedaan-perbedaan kebudayaan. 
 
Sebagai asumsi dasar adalah bahwa di antara individu-individu dengan kebudayaan yang sama umumnya terdapat kesamaan (homogenitas) yang lebih besar dalam hal latar belakang pengalaman secara keseluruhan dibandingkan dengan mereka yang berasal dari kebudayaan berlainan.
 
Perbedaan-perbedaan kebudayaan antara para pelaku komunikasi ini serta perbedaan-perbedaan lainnya, seperti kepribadian individu, umur, penampilan fisik, menjadi permasalahan yang inheren dalam proses komunikasi manusia. Dengan sifatnya yang demikiari, KAB bisa dianggap merupakan perluasan dari bidang-bidang studi komunikasi manusia, seperti komunikasi antarpribadi, komunikasi organisasi dan lain-lain atau dengan kata lain, KAB bisa terdapat dalam semuanya.
 
Selama masa perkembangan KAB, telah banyak para ahli yang mencoba untuk mendefinisikannya. Di bawah ini dikutipkan beberapa di antaranya:
"Intercultural communication ... the art of understanding and being understood by the audience of another culture." (Sitaram, 1970). (Komunikasi antar budaya adalah seni untuk memahami dan dipahami oleh khalayak yang memilikjrkebudayaan lain). 
 
"Communication is cultural when occurring between peoples of 'differentculture." (Rich, 1974). (Komunikasi bersifat budaya apabila terjadi di antara orang-orang yang berbeda kebudayaannya). 
 
"Intercultural communication ... communication which occurs under condition of cultural difference-language, values, costumes, and habits." (Stewart, 1974). (Komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu kondisi yang menunjukkan adanya perbedaan budaya seperti bahasa, nilai-nilai, adat, kebiasaan).
 
Dari semua definisi .tersebut, tampak jelas penekanannya pada perbedaan kebudayaan sebagai faktor yang menentukan dalam berlangsungnya proses komunikasi. Walaupun KAB mengakui dan mengurusi permasalahan tentang persamaan-persamaan dan perbedaan dalam karakteristik kebudayaan antara pelaku-pelaku komunikasi, tetapi titik perhatian utamanya adalah pada proses komunikasi antara individu-individu atau kelompok-kelompok yang berbeda kebudayaan, yang mencoba untuk berinteraksi.
 
Maka, konsep terpenting di sini, yakni: Kontak dan komunikasi merupakan ciri yang membedakan studi KAB dari studi-studi antropologi dan psikolop lintas budaya yang berupaya mendeskripsikan kebudayaan-kebudayaan antar budaya.


Sekian pengertian komunikasi antara budaya menurut para ahli, semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi anda.
Baca juga:

Monday, 8 February 2016

Pengertian Dan Unsur Unsur Kebudayaan

Pengertian Kebudayaan serta Unsur Unsur Kebudayaan| Pengertian Kebudayaan | Unsur-Unsur Kebudayaan | Kata Kebudayaan berasal dari bahasa sangsakerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata "buddhi" yang berarti akal atau budi.
 
Kebudayaan diartikan sebagai sesuatu yang bersangkutan dengan budi atau akal. Untuk memahami lebih lanjut mengenai kebudayaan, di bawah ini akan dikemukakan mengenai pengertian kebudayaan oleh para ahli.

Pengertian Kebudayaan menurut E B Tylor, Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, moral, hukum, kesenian, adat-istiadat serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota dari masyarakat. Kebudayaan tersebut mencakup semua yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, Pengertian Kebudayaan adalah semua hasil rasa, karya dan cipta masyarakat. Dalam hal ini, karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, sehingga kekuatan dan hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.

Pork dan Burgess mengemukakan pengertian kebudayaan, Kebudayaan ialah sejumlah totalitas dan organisasi serta warisan sosial yang diterima sebagai sesuatu yang bermakna dimana dipengaruhi oleh watak dan sejarah hidup suatu bangsa.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang super-organic, karena kebudayaan yang secara turun temurun dari generasi ke generasi tetap hidup terus menerus. Dalam kehidupan sehari-hari pengertian kebudayaan diidentikkan dengan kesenian, kesenian yang dimaksud ini terutama seni tari dan seni suara. Akan tetapi, jika istilah kebudayaan diartikan menurut ilmu-ilmu sosial, maka dapat dikatakan bahwa kesenian merupakan salah satu bagian saja dari kebudayaan.

Dari pengertian kebudayaan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Kebudayaan adalah suatu hasil karya, rasa dan cipta dari masyarakat yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Kebudayaan berguna bagi manusia untuk melindungi diri terhadap alam, mengatur hubungan yang terjadi antara manusia dan sebagai wadah dari segenap perasaan manusia.

| Unsur Unsur Kebudayaan |

Berbicara mengenai unsur unsur kebudayaan, Melville J. Herskovits merumuskan 4 pokok unsur unsur kebudayaan, yaitu :
1. Alat alat teknologi
2. Sistem Ekonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaan Politik

Pelopor teori fungsional dalam antropologi, Bronislaw Malinowski menyebutkan unsur unsur kebudayaan yang pokok sebagai berikut.
(1) Unsur kebudayaan yaitu sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya.
(2) Unsur kebudayaan yaitu organisasi ekonomi.
(3) Unsur kebudayaan yaitu alat-alat atau lembaga atau petugas pendidikan, perlu diingat bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan yang utama.
(4) Unsur kebudayaan yaitu organisasi kekuatan.

Beberapa macam unsur unsur kebudayaan dipergunakan untuk kepentingan ilmiah dan analisisnya diklasifikasikan ke dalam unsur unsur kebudayaan yang pokok atau besar. Ini menunjukkan bahwa unsur unsur kebudayaan tersebut bersifat universal, yang berarti bahwa dapat dijumpai pada setiap kebudayaan yang ada dimanapun.

C. Kluckhohn dalam karyanya yang berjudul Universal Categories of Culture, menyebutkan ada 7 unsur unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals, yaitu:
1. Unsur kebudayaan yaitu Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi dan sebagainya).
2. Unsur kebudayaan yaitu Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi dan sebagainya).
3. Unsur Kebudayaan yaitu sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, sistem hukum, organisasi politik, sistem perkawinan).
4. Unsur kebudayaan yaitu bahasa (lisan maupun tertulis).
5. Unsur kebudayaan yaitu kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak dan lain sebagainya).
6. Unsur kebudayaan yaitu sistem pengetahuan.
7. Unsur kebudayaan yang terakhir yaitu Religi (sistem kepercayaan).

Menurut Bronislaw Malinowski dalam rangka kebudayaan sebagai keseluruhan, tidak ada suatu unsur kebudayaan yang tidak mempunyai kegunaan yang cocok. Apabila ada unsur kebudayaan yang kehilangan kegunaannya, maka unsur kebudayaan tersebut akan hilang dengan sendirinya. Kebiasaan-kebiasaan, dorongan dan tanggapan yang didapat dengan belajar serta dasar-dasar organisasi, harus diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan pemuasan kebutuhan-kebutuhan pokok manusia.

Sekian pembahasan mengenai pengertian kebudayaan dan unsur unsur kebudayaan, semoga artikel ini dapat bermanfaat.
 
Sumber :
- Soerjono Soekanto, 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Penerbit PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.
 
Baca juga:

Wednesday, 20 January 2016

Pengertian Konflik Dalam Organisasi Menurut Para Ahli

Pengertian Konflik -  Pengertian konflik menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
  1. Konflik merupakan perselisihan (disagreement), adanya ketegangan (the presence of tension), atau munculnya kesulitan-kesulitan lain di antara dua pihak atau lebih (Dalimunthe, 2003). 
  2. Konflik merupakan sebuah situasi, dimana dua orang atau lebih menginginkan tujuan-tujuan yang menurut persepsi mereka dapat dicapai oleh salah seorang diantara mereka, tetapi hal itu tidak mungkin dicapai oleh kedua belah pihak (Winardi, 2004). 
  3. Konflik adalah sebuah proses yg dimulai ketika satu pihak memiliki persepsi lain telah mempengaruhi secara negatif, sesuatu yg menjadi kepedulian atau kepentingan pihak pertama (Robbins, 2008).
 
Kemungkinan timbulnya konflik besar sekali dalam kerangka-kerangka keorganisasian. Dalam kehidupan organisasi, pendapat tentang konflik dapat dilihat dari 3 sudut , pandang, yaitu : 
  1. Pandangan Tradisional, berpendapat bahwa konflik merupakan sesuatu yang diinginkan dan berbahaya bagi kehidupan organisasi. 
  2. Pandangan Perilaku, berpendapat konflik merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang biasa terjadi dalam kehidupan organisasi, yang biasa bermanfaat (konflik fungsional) dan bisa pula merugikan organisasi (konflik disfugsional). 
  3. Pandangan Interaksi, berpendapat bahwa konflik merupakan suatu peristiwa yang tidak dapat terhindarkan dan sangat diperlukan bagi pemimpin organisasi.
 
Berdasarkan ketiga pandangan tentang konflik tersebut, pihak pemimpin organisasi perlu menganalisis dengan nyata konflik yang terjadi diorganisasi, apakah konflik itu fungsional atau disfungsional dan bagaimana manajemen konflik agar berpengaruh positif bagi kemajuan organisasi (Munandar, 2001).


Tipe-tipe Konflik
Tiga macam tipe konflik dasar, yaitu :
1. Konflik tujuan (Goal conflict), yang akan terjadi apabila keadaan akhir yang diinginkan atau hasil-hasil yang diprefensi, ternyata tidak sesuai satu sama lainnya. 
 
Dalam konflik tujuan, ada 3 macam tipe dasar, yaitu :
  • Konflik “pendekatan-pendekatan” (Approach – approach Conflict) Yaitu terjadi apabila seseorang mempunyai pilihan antara dua macam alternatif atau lebih, dengan hasil-hasil positif. Misalnya, apabila kita harus memilih antara dua macam pekerjaan yang sama menariknya. 
  • Konflik “menghindari-menghindari” (Avoidance-avoidance Conflict) Yaitu terjadi apabila seseorang harus memilih antara dua macam alternative atau lebih yang memiliki dampak negatif. 
  • Konflik “pendekatan-menghindari” (Approach-avoidance Conflict) Yaitu terjadi apabila seseorang harus memutuskan apakah ia akan melaksanakan sesuatu hal yang mengandung dampak positif.
2. Konflik kognitif (Cognitive Conflict), yang timbul apabila para individu menyadari bahwa ide-ide atau pemikiran mereka tidak konsisten satu sama lainnya.

3. Konflik afektif (Affective Conflict), yaitu konflik yang timbul apabila perasaan-perasaan atau emosi-emosi tidak sesuai satu sama lain. (Winardi, 2004).

 

Demikianlah pembahasan mengenai pengertian Konflik Dalam Organisasi Menurut Para Ahli, semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terima kasih...
 
 
Baca juga:

Pengertian Aqidah Menurut Para Ahli

Pengertian Aqidah mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita semua, dibawah ini saya akan menguraikan pengertian agidah menurut para ahli.
 
Aqidah adalah bentuk masdar dari kata “aqada, yaqidu, ‘aqdan, aqidatun” yang berarti simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian dan kokoh. Sedang secara teknis aqidah berarti iman, kepercayaan dan keyakinan. Tumbuhnya kepercayaan tentunya dalam hati, sehingga yang dimaksud aqidah adalah kepercayaan yang mendalam yang menghujam atau simpul dalam hati.

Aqidah menurut syara’ ialah : iman yang kokoh terhadap segala sesuatu yang disebut dalam Al Qur’an dan Hadits Shahih yang berhubungan dengan tiga sendi Aqidah Islamiyah, yaitu :
  1. Ketuhanan, meliputi sifat-sifat Allah SWT, Nama-nama-Nya yang baik dan segala pekerjaan-Nya. 
  2. Kenabian, meliputi sifat-sifat Nabi, keterpeliharaan mereka dalam menyampaikan risalah, beriman tentang kerasulan dan mukjizat yang diberikan kepada mereka dan beriman dengan kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka. 
  3. Alam Kebangkitan; a) Alam Rohani, membahas alam yang tidak dapat dilihat oleh mata. b) Alam Barzah, membahas tentang kehidupan di alam kubur sampai bangkit pada hari kiamat. c) Kehidupan di alam akhirat, meliputi tanda-tanda kiamat, huruhara, pembalasan amal perbuatan.
 
Aqidah adalah suatu hal yang pokok dalam ajaran Islam, karena itu merupakan suatu kewajiban untuk selalu berpegang teguh kepada aqidah yang benar. Aqidah mempunyai posisi dasar yang diibaratkan sebuah bangunan yang mempunyai pondasi yang kokoh maka bangunan itu akan berdiri tegak.

Pengertian Aqidah secara terminologi (istilah) dikemukakan oleh para ahli di antaranya :1) Menurut Hasan al-Banna
اَلْعَقَائِد هِيَ الأُمُوْرُ التِى يَحِبُ اَنْ يُصَ د قَ َِا قَلْبُكَ وَتَطْمَ ئِ  ن ا لَيْهَا نفَْسُ كَ
وَتَكَ ونُ يَقِيْ نًا عِنْدَكَ لاَ يُمَازِجُهُ رَيْبٌ وَلاَ يُخَالِطُهُ شَ  ك
“Aqaid adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, yang menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keraguraguan”.

2) Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairy
اَلْعَقِ يدَةُ هِيَ مَجْمُوْعَةٌ مِنْ قَضَايَا الحَْ  ق الهِْدَيَة الْمُسْلِمَةُ بِالْعَقْلِ, وَال  سمْعِ
وَالْفِطْوَةِ, يقَْعِدُ عَلَيْهَا الاِنْسَان قَلْبُهُ, وَيثُْنَى عَلَيْهَا صَدْرَهُ جَ ازِمًا بِصِ  حتِهَا,
قَاطِعًا يوَُ  جوْهَا وَثبُُوْتهَُا لاَيرَُى خِلَفِهَا اِنهُ يَصِحُ
 
“Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (axioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. (kebenaran) itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangn dengan kebenaran itu.”
 
 
 
Menurut Imam Al-Ghazali menyatakan, apabila Aqidah telah tumbuh pada jiwa seorang muslim, maka tertanamlah dalam jiwanya rasa bahwa hanya Allah sajalah yang paling berkuasa, segala wujud yang ada ini hanyalah makhluk belaka. 
 
 
 Menurut Ibnu Taimiyah dalam bukunya “Aqidah al-Wasithiyah” makna aqidah dengan suatu perkara yang harus dibenarkan dalam hati, dengannya jiwa yang menjadi tenang sehingga jiwa itu menjadi yakin serta mantap tidak dipengaruhi oleh keraguan dan tidak dipengaruhi oleh salah sangka.
 
 
Menurut Abdullah Azzam, aqidah adalah iman dengan semua rukun-rukunnya yang enam.7 Berarti menurut pengertian ini, iman yaitu keyakinan atau kepercayaan akan adanya Allah SWT, Malaikatmalaikat- Nya, Kitab-kitab-Nya, Nabi-nabi-Nya, Hari kebangkitan dan Qadha dan Qadar-Nya.
 
 
Aqidah berarti pula keimanan. Keimanan menurut Muhammad Naim Yasin terdiri dari tiga unsur :
  1. Pengikraran dengan lisan 
  2. Pembenaran dengan hati, dan 
  3. Pengamalan dengan anggota badan.
 
Dari pengertian di atas diketahui bahwa iman terdiri dari ucapan (lidah, pembenaran hati) dan amal perbuatan.
 
Firman Allah SWT berbunyi :
وَمَنْ يعَْمَلْ مِنَ ال  صالحَِاتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلا يَخَافُ ظُلْمًا وَلا هَضْمًا (الاية)
“Dan barang siapa mengerjakan amal-amal yang shaleh dan ia dalam keadaan beriman, Maka ia tidak khawatir akan pelakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak (pula) akan pengurangan haknya.” (QS :Thoha, 112).9
 
 
Dari berbagai pendapat pengertian tentang aqidah, maka dapat disimpulkan bahwa aqidah adalah suatu paham tentang sesuatu yang diyakini atau diimani oleh hati manusia yang benar yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.
 

Dalam pelajaran Aqidah dipelajari tentang keesaan Allah SWT, berarti pula tentang keimanan. Keimanan kepada wujud dan keesaan Allah menjadi prinsip pokok dalam agama Islam. Tanpa beriman orang tidak dianggap beragama.

 
Demikianlah pembahasan mengenai pengertian aqidah menurut para ahli, semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terima kasih...


Baca juga:

Monday, 18 January 2016

Pengertian Agama dan Religiusitas Menurut Para Ahli

Kata agama mungkin tidak asing lagi bagi kita semua, tanpa agama kehidupan manusia akan kacau balau, untuk itu agama sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. dibawah ini akan diuraikan pengertian agama dan religiusitas menurut para ahli.
 
 
Pengertian agama dan religiusitas 
Menurut Daradjat (1991) agama adalah proses hubungan manusia yang dirasakan terhadap sesuatu yang diyakininya, bahwa sesuatu lebih tinggi dari pada  manusia.
 
Sedangkan Glock dan Stark (dalam Poloutzian, F.R.,1996) mendefinisikan agama sebagai sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai, dan sistem perilaku yang terlembaga, yang kesemuanya terpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi (ultimate meaning).

James (dalam Daradjat, 1991) mendefinisikan agama sebagai perasaan dan pengalaman manusia secara individual, yang mengganggap mereka berhubungan dengan apa yang dipandang sebagai Tuhan. 
 
 
Thouless (dalam Daradjat, 1991) menyatakan bahwa agama adalah proses hubungan manusia yang dirasakan terhadap sesuatu yang diyakininya, bahwa sesuatu itu lebih tinggi dari pada manusia.

 
Ada beberapa istilah lain dari agama, antara lain religi, religion (Inggris), religie (Belanda) religio (Latin) dan dien (Arab).
 
 
Menurut Drikarya (1987) kata “religi” berasal dari bahasa latin religio yang akar katanya religare yang berarti mengikat. Maksudnya adalah suatu kewajiban-kewajiban atau atauran-aturan yang harus dilaksanakan, yang kesemuanya itu berfungsi untuk mengikat dan mengutuhkan diri seseorang atau sekelompok orang dalam hubungannya dengan Tuhan atau sesama manusia, serta alam sekitarnya. 
 
 
Mangunwijaya(1982) membedakan antara istilah religi atau agama dengan istilah religiusitas. Agama menunjuk pada aspek formal, yang berkaitan dengan aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban, sedangkan religiusitas menunjuk pada aspek religi yang telah dihayati oleh individu di dalam hati.
 
 
Adisubroto (1987) menjelaskan bahwa manusia religius adalah manusia yang struktur mental keseluruhannya secara tetap diarahkan kepada pencipta nilai mutlak, memuaskan dan tertinggi yaitu Tuhan. 
 
 
 
Dari pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa religiusitas adalah penghayatan dan pengamalan individu terhadap ajaran agama atau kepercayaan yang dianutnya. 
 
Beberapa ahli menganggap bahwa diri manusia terdapat suatu instink atau naluri yang disebut sebagai naluri beragama (religious instink), yaitu suatu naluri untuk meyakini dan mengadakan penyembahan terhadap suatu kekuatan di luar diri manusia. Naluri inilah yang mendorong manusia untuk mengadakan kegiatan-kegiatan religius (Spinks, 1963). Kuypers (dalam Walgito, 1986) menggunakan istilah motif teologis untuk menjelaskan dorongan pada manusia untuk mengadakan hubungan dengan Tuhan.

Dradjat (1991) mengemukakan istilah kesadaran agama (religiousconsciousness) dan pengalaman agama (religious experience). Kesadaran agama merupakan segi agama yang terasa dalam pikiran dan dapat diuji melalui introspeksi, atau dapat dikatakan sebagai aspek mental dari aktivitas agama. 
 
Pengalaman agama adalah unsur perasaaan dalam kesadaran agama, yaitu perasaaan yang membawa kepada keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan. Apapun istilah yang digunakan oleh para ahli untuk menyebut aspek religius di dalam diri manusia, kesemuanya menunjuk kepada suatu fakta bahwa kegiatan-kegiatan religius itu memang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. 
 
Demikianlah pembahasan mengenai pengertian agama dan religiusitas, semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terimakasih..
 
 
Baca juga:

Sunday, 10 January 2016

Pengertian PERS Menurut Para Ahli

Pengertian PERS Menurut Para Ahli|Berdasarkan sejarah bahasanya, pers berasal dari bahasa Inggris, yaitu press, sedangkan menurut bahasa Perancis yaitu presse yang berarti tekan atau cetak. Menurut Undang-Undang Pers. istilah pers dibedakan dengan istilah jurnalistik, hubungan kemasyarakatan (humas), atau reporter. Jadi pers adalah usaha percetakan atau penerbitan, yang mencakup surat kabar, majalah, buku. atau pamflet-pamflet. Pers juga diartikan sebagai usaha pengumpulan dan penyiaran suatu berita lewat surat kabar, majalah, radio, atau televisi. Pada kesempatan kali ini saya akan mengulas pengertian pers menurut beberapa ahli.
 
Pengertian PERS Menurut Ahli
  1. UU Pers Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. disebutkan bahwa pengertian pers adalah lembaga sosial serta wahana komunikasi massa yang melakukan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, serta menyampaikan informasi. Kegiatan jurnalistik ini dapat dilakukan dalam bentuk suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik ataupun dalam bentuk lainnya dengan memakai media cetak, media elektronika, maupun jenis media lain yang tersedia. 
  2. Kustadi Suhandang, pengertian pers adalah seni atau ketrampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya 
  3. Kamus besar Bahasa Indonesia pengertian pers adalah usaha percetakan dan penerbitan;usaha pengumpulan dan penyiaran berita melalui surat kabar, majalah dan radi; orang yang bergerak dalam penyiaran berita, seperti surat kabar, majalah, radio, televisi atau film. 
  4. R Eep Saefulloh Fatah, pengertian pers adalah pilar keempat bagi demokrasi (the fourth estate of democracy) dan mempunyai peranan yang penting dalam membangun kepercayaan, kredibilitas, bahkan legitimasi pemerintah 
  5. Raden Mas Djokomono, pengertian pers adalah yang membentuk pendapat umum melalui tulisan dalam surat kabar. Pendapatnya ini yang mampu membakar semangat para pejuang dalam memperjuangkan hak hak Bangsa Indonesia masa penjajahan Belanda 
  6. Berdasarkan aspek kegiatannya, pers bersifat lebih luas dari jurnalistik, humas, atau reporter. Namun, masyarakat memahami pers sebagai salah satu media massa, yaitu usaha percetakan atau penerbitan atau bentuk usaha pengumpulan dan penyiaran berita.
Jadi. secara umum pengertian pers dapat dibagi menjadi dua. yaitu pers dalam arti sempit dan pers dalam arti luas.
  1. Pers dalam arti sempit yang meliputi surat kabar, koran, majalah, tabloid. 
  2. Pers dalam arti luas mencakup semua media massa termasuk radio televisi, film, dan internet.