Temukan Artikel Dan Pengertian Berbagai Bidang Ilmu Di Website Ini.

Showing posts with label Sastra. Show all posts
Showing posts with label Sastra. Show all posts

Tuesday, 23 February 2016

Pengertian Resensi Buku Menurut Para Ahli

Pengertian Resensi Buku - Dalam buku The Oxford to the English Literature, kata resensi berasal dari bahasa Perancis revue, sedangkan dalam istilah bahasa Inggris disebut review. Resensi ialah: 1) penelitian secara umum mengenai berbagai hal , 2) artikel yang biasa ada di koran, majalah, atau terbitan-terbitan berkala lain yang menawarkan kritik penilaian tentang sebuah buku, gambar artikel, drama (biasanya pertunjukkan langsung di radio atau televisi), film atau produk-produk elektronik lain. Dalam konteks ini istilah resensi dan kritik biasanya sama, 3) majalah-majalah atau jurnal yang mencetak hanya tentang resensi atau sebagian besar resensi.

Menurut Gorys Keraf dalam buku Komposisi, resensi dalam arti sempit, yaitu suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Sedangkan dalam arti yang lebih luas, yaitu pertimbangan-pertimbangan terhadap karya-karya seni lainnya, seperti drama, film, sebuah pementasan, dan sebagainya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia resensi merupakan pertimbangan atau pembicaraan tentang buku atau ulasan buku. 

Pendapat lain mengenai resensi dikemukakan oleh Widjono dalam buku Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Menurut Widjono resensi adalah ulasan atau penilaian sebuah hasil karya, buku, film produk teknologi, dan lain-lain. Penilaian ini menyajikan kualitas sebuah karya, baik yang berhubungan dengan kualitas yang terkait dengan keunggulan maupun kekurangan-kekurangannya.

Mukhsin Ahmadi menggunakan istilah revidu dalam arti yang berarti sama dengan resensi. Ia memberikan istilah revidu dalam arti yang khusus dan yang lebih umum. Dalam arti khusus revidu adalah suatu uraian informatif tentang isi dan kualitas suatu buku atau karangan, seperti novel, cerpen, drama atau lakon lukisan atau bentuk-bentuk karya seni lainnya. Dalam arti yang umum suatu revidu boleh saja berupa uraian tentang suatu peristiwa.

Resensi menurut Eka Budianta merupakan bentuk artikel yang paling sederhana. Kurniawan Djunaedi dalam Ensiklopedia Pres Indonesia mengungkapkan bahwa resensi adalah suatu pendapat subjektif yang lebih merupakan kupasan tentang suatu hasil penelitian. 

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, penulis mencoba memberikan simpulan bahwa resensi buku adalah suatu tulisan atau ulasan yang memberikan pertimbangan dan penilaian terhadap suatu buku, yang mengemukakan pertimbangan keunggulan dan kekurangan dari karya/buku tersebut.


Sekian uraian tentang Pengertian Resensi Buku Menurut Para Ahli, semoga bermanfaat.
Baca juga:

Sunday, 15 November 2015

Pengertian dan Bagian-bagian Surat

|Pembahasan Mengenai Pengertian dan Bagian-bagian Surat|
|Pengertian Surat|Dalam kehidupan seperti sekarang ini selain komunikasi yang dilakukan secara lisan, komunikasi tulis mutlak pula diperlukan oleh masyarakat modern untuk menunjang aktivitas kehidupan sehari – hari, dan dalam komunikasi tulis salah satu media yang paling banyak dipakai adalah surat.

Secara umum surat dapat dikatakan sebagai alat untuk menyampaikan maksud tertentu dari penulisannya secar tertulis (Lamuddin Finosa, 1991). Dan dalam arti sehari – hari surat umumnya hanya dikenal sebagai alat untuk menyampaikan berita secar tertulis. Sedangkan pengertian surat yang lebih luas memiliki fungsi sebagai penyampai informasi tertulis rekaman berita berupa catatan tentang suatu aktivitas baik itu aktivitas pribadi ataupun suatu organisasi. Selain itu surat juga berfungsi sebagai tanda bukti tertulis, alat pengingat, pedoman untuk bertindak, keterangan pengamatan, duta atau wakil organisasi, dokumentasi historis dari suatu kegiatan.

Berdasarkan uraian di atas maka surat dapat didefinisikan sebagai suatu informasi tertulis yang dapat dipergunakan sebagai alat komunikasi tulis yang dibuat dengan persyaratan tertentu yang berlaku khusus pada bidang surat menyurat. Sedangkan penyampaian maksud melalui surat dari satu pihak ke pihak lain dapat atas nama perseorangan atau pribadi dan dapat pula atas nama jabatan seseorang dalam suatu organisasi. Kegiatan saling berkirim surat baik oleh perseorangan maupun organisasi disebut surat menyurat atau korespondensi. Dan pelakunya disebut koresponden dimana yang biasa melakukan adalah para pegawai, namun pimpinan dan staf lain juga perlu menguasainya karena mereka juga akan terlibat dalam proses kegiatan surat menyurat tersebut.

|Bagian – Bagian Surat|Pada umumnya surat terdiri atas empat komponen utama yaitu kop surat (kepala surat), leher surat, badan surat, dan kaki surat. Setiap komponen memiliki fungsi sendiri dlam memprkenalkan dan mengomunikasikan pesan si pengirim kepada si penerima surat. Untuk lebih jelasnya bagian – bagian surat dapat diuraikan sebagai berikut :
 
1. Kepala surat
Pada umumnya, organisasi, badan hokum, dan perusahaan memiliki kertas kop surat. Berikut ini adalah fungsi dari kepala atau kop surat.
  •  Sebagai identitas : Pada kop surat tercantum logo atau lambing perusahaan atau instansi. Logo atau lambing ini dipilih dan dirancang dengan cermat agar memberi kesan yang baik, mudah diingat, khas, berwibawa, dan mewakili perusahaan yang dilambangkannya.
  • Sebagai pemberi informasi : Kop surat yang lengkap mencantumkan nama perusahaan atau instansi, logo, bidang usaha atau jenis aktivitas yang dijalani, alamat lengkap, nomor telepon, kotak pos, facsimile dan kantor cabang sehingga dapat memberikan informasi yang jelas kepada pembaca mengenai perusahaan atau instansi pengirimnya.
2. Tanggal surat
Tanggal surat sebaiknya ditulis dengan lengkap, yaitu dengan mencantumkan tanggal, bulan, dan tahun. Fungsi tanggal surat adalah sebagai berikut :
  • Mempermudah penetapan waktu membalasnya.
  • Mempermudah pengingatan kembali dan pengagendaannya bagi si penerima
  • Sebagai referensi dan petunjuk bagi petugas administrasi dan kearsipan.
3. Nomor surat
Nomor surat berfungsi sebagai berikut :
  • Referensi atau petunjuk bagi petugas kearsipan.
  • Petunjuk unit atau departemen asal surat.
  • Mengetahui jumlah surat keluar pada suatu periode tertentu.
  • Memudahkan pengaturan dan pencarian jika surat diperlukan kembali.
4. Perihal surat
Perihal atau hal merupakan petunjuk mengenai intisari atau poko isi surat. Fungsinya sebagai penyimpul pokok isi atau intisari surat, sehingga memudahkan penerima mengetahui pokok permasalahan dan memberikan jawaban.

5. Lampiran
Lampiran ini berfungsi sebagai petunjuk mengenai dokumen yang menyertai surat. Lampiran ditempatkan dibawah dan sejajar dengna nama jabatan, sedangkan dalam surat – surat pemerintah penulisannya setelah penulisan nomor surat.

6. Alamat yang dituju.
Alamat yang dituju berfungsi sebagai pemberi informasi pada si pengantar agar tidak mengalami kesulitan dalam pengiriman surat.

7. Kalimat pembuka
Kalimat pembuka berfungsi sebagai pengantar isi surat yang sesungguhnya agar si penerima mengetahui alasan dikirimnya surat tersebut.

8. Isi surat
Isi surat merupakan uraian mengenai maksud pembuatan surat dan hal – hal yang ingin disampaikan. Oleh sebab itu, surat harus diutarakan dengan jelas dan tidak bertele – tele dan harus sama dengan yang dinyatakan dalam perihal atau hal.

9. Kalimat penutup
Kalimat penutup berfungsi sebagai ucapan terima kasih, penegasan, penghargaan atau pengarahan.

10. Salam penutup
Salam penutup berfungsi sebagai tanda bahwa pembicaraan selesai dan surat siap ditandatangani.


 
Gambar
Pengertian dan Bagian-bagian Surat

Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh Gurindam

|Pembahasan Mengenai Pengertian, Ciri-ciri dan Contoh Gurindam|
Gurindam adalah salah satu jenis karya sastra puisi lama atau satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua bait, tiap bait terdiri dari 2 baris kalimat dengan rima yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Gurindam ini dibawa oleh orang Hindu atau pengaruh sastra Hindu. Gurindam berasal dari bahasa Tamil (India) yaitu kirindam yang berarti mula-mula amsal, perumpamaan. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.

Ciri-Ciri Gurindam
  1. Tiap bait terdiri dari dua baris
  2. Bersajak a-a
  3. Setiap bait berisi nasihat
  4. Mengandung ajaran moral dan agama
  5. Hubungan larik pertama dengan larik kedua membentuk hubungan sebab-akibat
  6. Isi terdapat pada larik ke dua
Jenis-jenis Gurindam 
  1. Gurindam serangkap 2 baris
  2. Gurindam serangkap 4 baris
  3. Gurindam bebas
Contoh Gurindam Serangkap Dua Baris
Orang yang rajin membaca buku,
Banyak ilmu ia tahu.
 
Contoh Gurindam Serangkap Empat Baris
Tiada siapa yang besar, 
Tiada siapa yang tinggi,
Tetap sama sedasar,
Tidaklah berbeza lagi
Jangan takut dan gentar,
Mati hanya sekali,
Jangan bertukar berkisar,
Tetap di lapangan mengendali.

Contoh Gurindam Bebas
Pangkalnya sama dipupuk,
Pucuknya sama digentis,
Buahnya sama ditarik,
Ke bukit sama didaki,
Ke lurah sama dituruni,
Ke laut sama direnangkan 

 
Gambar
Pengertian Gurindam

Thursday, 21 May 2015

Pengertian Diksi

|Pembahasan Mengenai Pengertian Diksi Menurut Para Ahli|

Pengertian Diksi

Pengertian pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan oleh hubungan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan (Keraf, 2008: 22-23). Seorang pengarang ketika menentukan suatu kata dalam menulis, ternyata tidak asal dalam memilih kata, namun demikian kata yang akan dipilih itu akan diikuti dengan berbagai hal yang melingkupinya. Hal tersebut menyangkut dimana, kapan, dan tujuannya apa menggunakan kata tersebut. Semua itu dimaksudkan untuk memberi corak atau warna agar menarik perhatian pembaca, dengan syarat maksud atau pesan yang ingin disampaikan pengarang itu bisa tersampaikan. 

Gagasan atau ide yang dituangkan, baik itu dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk lisan memerlukan kosa kata yang luas, akan tetapi tidak asal memasukan kosa kata yang dimiliki itu dalam tulisan. Pendapat lain dikemukakan oleh Widyamartaya (1990: 45) yang menjelaskan bahwa diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikannya, dan kemampuan tersebut hendaknya disesuaikan dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat dan pendengar atau pembaca. Diksi atau pilihan kata selalu mengandung ketepatan makna, kesesuaian situasi dan nilai rasa yang ada pada pembaca atau pendengar.

Keraf (2008: 24) mengemukakan tiga kesimpulan utama mengenai diksi, yaitu,
  1. pemilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang akan dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapanungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam situasi.
  2. pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
  3. pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud perbendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.
Berbeda dengan pendapat Keraf, Enre (1988: 102) menjelaskan bahwa diksi ialah pilihan kata dan penggunaan kata secara tepat untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin dinyatakan dalam pola suatu kalimat. Lebih lanjut, Achmadi (1990: 136) memberikan definisi diksi adalah seleksi kata-kata untuk mengekspresikan ide atau gagasan dan perasaan.

Mustakim (1994: 41) membedakan antara istilah pemilihan kata dan pilihan kata. Pemilihan kata adalah proses atau tindakan memilih kata yang dapat mengungkap gagasan secara tepat, sedangkan pilihan kata adalah hasil proses atau tindakan tersebut.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan diksi adalah pemilihan kata dan penggunaan kata secara tepat dengan ide atau gagasan untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin disampaikan kepada orang lain dan dinyatakan dalam suatu pola kalimat baik secara lisan maupun secara tertulis untuk memunculkan fungsi atau efek tersendiri bagi pembaca.

Sumber: 
http://infodanpengertian.blogspot.com/2015/05/pengertian-diksi.html

Gambar. Pengertian Diksi Menurut Para Ahli

Thursday, 30 April 2015

Pengertian Dan Jenis Tema

Pengertian Teman: Apa Itu Teman? Tema Salah satu unsur intrinsik pembangun cerita dalam sebuah karya sastra adalah tema. Tema merupakan unsur yang begitu penting dalam pembentukan sebuah karya sastra, karena tema adalah dasar bagi seorang pengarang untuk mengembangkan suatu cerita. Sering dijumpai berbagai kekeliruan dalam memaknai sebuah tema. Tema sering disamakan dengan topik, padahal pengertian dari keduanya jelas berbeda. Topik dalam sebuah karya sastra adalah pokok pembicaraan, sedangkan tema adalah gagasan sentral, yakni sesuatu yang hendak diperjuangkan melalui karya tersebut. 

Menurut Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004:803) tema adalah gagasan, ide pokok, atau pokok persoalan yang menjadi dasar cerita. Menurut Kamus Istilah Pengetahuan Populer (1986:263) tema adalah persoalan atau buah pikiran yang diuraikan dalam suatu karangan, isi dari suatu ciptaan. Tema dapat dijabarkan dalam beberapa topik. Stanton dan Jenny C (via Nurgiantoro, 2002:67) berpendapat bahwa tema adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Sedangkan menurut Keraf (2002:107) tema ialah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangan. Bellefonds, dkk (1993: 986 dan 1018) juga menyatakan bahwa “Le thème est l’idée sur laquelle on parle ou on réflécit, ou ce dont il s’agit, dans une conversation ou un récit; Tema adalah gagasan yang kita pikirkan atau berbicara, atau apa itu yang ada dalam percakapan atau cerita”. 

Selain itu, Aminuddin (1987:91) menyatakan bahwa tema ialah ide yang mendasari suatu cerita berperan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memapaparkan karya fiksi yang diciptakanya. Seperti dikemukakan oleh Mido (1994:18) tema adalah persoalan yang berhasil menduduki tempat utama dalam cerita rekaan dan bukan dalam pikiran pengarangnya. Hal ini mengingat yang dihadapi oleh pembaca bukanlah pengarangnya, tetapi adalah karya sastra karangannya. Jadi tema adalah persoalan atau pokok pembicaraan yang mendasari cerita. 

Fungsi sebuah tema adalah memberi masukan bagi elemen struktural lain, seperti plot, tokoh, dan latar. Fungsi tema yang terpenting dalam karya sastra adalah menjadi elemen penyatu terakhir keseluruhan cerita. Artinya, pengarang menciptakan dan membentuk plot, membawa tokoh menjadi hidup, baik secara sadar atau tidak, tersurat maupun tersirat, pada dasarnya merupakan perilaku yang dituntun oleh tema yang dipilih dan telah mengarahkannya. 

Di samping itu, tema juga berfungsi melayani visi. Yang dimaksud visi di sini adalah tanggapan total pengarang terhadap pengalaman hidup dan hubungannya dengan jagat raya. Pada sisi lain pembaca memperoleh kesempatan untuk melihat pengalaman hidup orang lain melalui kacamata pengarang. Dengan kata lain, pengarang menciptakan dunia fiksional yang membawa kita seolah-olah kita sendiri yang sedang mengalami kejadian itu. Ini semua dapat diperoleh melalui tema, selama kita dapat menyatukan keseluruhan unsur karya menjadi kesatuan yang utuh. 

Tema puisi harus dihubungkan dengan penyairnya, dengan konsepkonsepnya yang terimajinasikan. Oleh karena itu, Waluyo (1991:17) menyebutkan bahwa tema mempunyai 3 sifat, yaitu khusus (dari sudut pandang penyair), objektif (bagi pembaca atau penafsir) dan lugas (tidak dibuat-buat).


Jenis tema menurut pokok pembicaraannya menurut Shipley (dalam Sayuti, 2000:197), ada 5 yaitu :
  1. Tema Jasmaniah (physical) : Merupakan tema yang berkaitan dengan keadaan jasmani manusia. Tema jenis ini mempunyai fokus manusia sebagai molekul, zat, dan jasad. Misalnya tentang perasaan cinta, malu dsb.
  2. Tema Organik (moral) Merupakan tema yang mencakup hal-hal yang berhubungan dengan moral manusia, yang wujudnya tentang hubungan antar manusia, antar pria dan wanita. Misalnya nasihat-nasihat, petuah, pendapat.
  3. Tema Sosial Merupakan tema yang mencakup masalah sosial. Hal-hal yang di luar masalah pribadi, dalam artian manusia sebagai makhluk sosial. Kehidupan bermasyarakat, yang merupakan tempat interaksinya manusia dengan sesama dan dengan lingkungan alam, mengandung banyak permasalahan, konflik, dan lain-lain.
  4. Tema Egoik Merupakan tema yang menyangkut reaksi-reaksi pribadi manusia sebagai individu yang senantiasa menuntut pengakuan atas hak individualitasnya. Dalam kedudukannya sebagai makhluk individu, manusia pun mempunyai permasalahan dan konflik, misalnya yang berwujud reaksi manusia terhadap masalah-masalah sosial yang dihadapinya. 
  5. Tema Ketuhanan Merupakan tema yang berkaitan dengan kondisi dan situasi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan.  
Sekian Uraian Tentang Tema, Semoga Bermanfaat..!

Pengertian Puisi Menurut Para Ahli

Pengertian Puisi: Apa Itu Puisi? Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites, yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta, yang artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan, menyair. Dalam perkembangan selanjutnya, makna kata tersebut menyempit menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan (Sitomorang, 1980:10). 

Menurut Vicil C. Coulter, kata poet berasal dari kata bahasa Gerik yang berarti membuat, mencipta. Dalam bahasa Gerik, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir menyerupai dewa-dewa atau orang yang amat suka pada dewa-dewa. Dia adalah orang yang mempunyai penglihatan yang tajam, orang suci, yang sekaligus seorang filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi (Situmorang, 1980:10)). 

Ada beberapa pengertian lain. 
  1. Menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984), puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. 
  2. Putu Arya Tirtawirya (1980:9) mengatakan bahwa puisi merupakan ungkapan secara implisit, samar dengan makna yang tersirat di mana kata-katanya condong pada makna konotatif. 
  3. Ralph Waldo Emerson (Situmorang, 1980:8) mengatakan bahwa puisi mengajarkan sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin. 
  4. William Wordsworth (Situmorang, 1980:9) mengatakan bahwa puisi adalah peluapan yang spontan dari perasaan-perasaan yang penuh daya, memperoleh asalnya dari emosi atau rasa yang dikumpulkan kembali dalam kedamaian. 
  5. Percy Byssche Shelly (Situmorang, 1980:9) mengatakan bahwa puisi adalah rekaman dari saat-saat yang paling baik dan paling senang dari pikiran-pikiran yang paling senang. 
  6. Watt-Dunton (Situmorang, 1980:9) mengatakan bahwa puisi adalah ekpresi yang kongkret dan yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama. 
  7. Lescelles Abercrombie (Sitomurang, 1980:9) mengatakan bahwa puisi adalah ekspresi dari pengalaman imajinatif, yang hanya bernilai serta berlaku dalam ucapan atau pernyataan yang bersifat kemasyarakatan yang diutarakan dengan bahasa yang mempergunakan setiap rencana yang matang serta bermanfaat.

Sekian Pengertian Puisi, Semoga Bermanfaat..!

Thursday, 23 April 2015

Pengertian Drama Menurut Para Ahli

Apa itu drama?

Pengertian Drama|| Kata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak. Jadi drama bisa berarti perbuatan atau tindakan.

Arti pertama dari Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, actiom (segala yang terlihat di pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (axcting), dan ketegangan pada para pendengar.

Arti kedua, menurut Moulton Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented in action).

Menurut Ferdinand Brunetierre : Drama haruslah melahirkan kehendak dengan action.

Menurut Balthazar Vallhagen : Drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sifat manusia dengan gerak.

Menurut Krauss (1999: 249) dalam bukunya Verstehen und Gestalten, “Gesang und Tanz des altgriechischen Kultus stammende künstlerische Darstellungsform, in der auf der Bühne im Klar gegliederten dramatischen Dialog ein Konflikt und seine Lӧsung dargestellt wird. (drama adalah suatu bentuk gambaran seni yang datang dari nyanyian dan tarian ibadat Yunani kuno, yang di dalamnya dengan jelas terorganisasi dialog dramatis, sebuah konflik dan penyelesaiannya digambarkan di atas panggung). 

Arti ketiga drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action dihadapan penonton (audience).

Adapun istilah lain drama berasal dari kata drame, sebuah kata Perancis yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah. Dalam istilah yang lebih ketat, sebuah drama adalah lakon serius yang menggarap satu masalah yang punya arti penting – meskipun mungkin berakhir dengan bahagia atau tidak bahagia – tapi tidak bertujuan mengagungkan tragedi. Bagaimanapun juga, dalam jagat modern, istilah drama sering diperluas sehingga mencakup semua lakon serius, termasuk didalamnya tragedi dan lakon absurd.

Pengertian Drama

Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan action tokoh-tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bisa juga dipandang sebagai pengertian action. Meskipun merupakan satu bentuk kesusastraan, cara penyajian drama berbeda dari bentuk kekusastraan lainnya. Novel, cerpen dan balada masing-masing menceritakan kisah yang melibatkan tokoh-tokoh lewat kombinasi antara dialog dan narasi, dan merupakan karya sastra yang dicetak. Sebuah drama hanya terdiri atas dialog; mungkin ada semacam penjelasannya, tapi hanya berisi petunjuk pementasan untuk dijadikan pedoman oleh sutradara. Oleh para ahli, dialog dan tokoh itu disebut hauptext atau teks utama; petunjuk pementasannya disebut nebentext atau tek sampingan.


Pengertian Sastra Menurut Para Ahli

Apa Itu Sastra?

Sastra secara etimologi diambil dari bahasa-bahasa Barat (Eropa) seperti literature (bahasa Inggris), littérature (bahasa Prancis), literatur (bahasa Jerman), dan literatuur (bahasa Belanda). Semuanya berasal dari kata litteratura (bahasa Latin) yang sebenarnya tercipta dari terjemahan kata grammatika (bahasa Yunani). Litteratura dan grammatika masing-masing berdasarkan kata “littera” dan “gramma” yang berarti huruf (tulisan atau letter). Dalam bahasa Prancis, dikenal adanya istilah belles-lettres untuk menyebut sastra yang bernilai estetik. Istilah belles-lettres tersebut juga digunakan dalam bahasa Inggris sebagai kata serapan, sedangkan dalam bahasa Belanda terdapat istilah bellettrie untuk merujuk makna belles-lettres. Dijelaskan juga, sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta yang merupakan gabungan dari kata sas, berarti mengarahkan, mengajarkan dan memberi petunjuk. Kata sastra tersebut mendapat akhiran tra yang biasanya digunakan untuk menunjukkan alat atau sarana. Sehingga, sastra berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk atau pengajaran. Sebuah kata lain yang juga diambil dari bahasa Sansekerta adalah kata pustaka yang secara luas berarti buku (Teeuw, 1984: 22-23).

Pengertian Sastra


Sumardjo & Saini (1997) menyatakan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Sehingga sastra memiliki unsur-unsur berupa pikiran, pengalaman, ide, perasaan, semangat, kepercayaan (keyakinan), ekspresi atau ungkapan, bentuk dan bahasa. Hal ini dikuatkan oleh pendapat Saryono (2009: 18) bahwa sastra juga mempunyai kemampuan untuk merekam semua pengalaman yang empiris-natural maupun pengalaman yang nonempiris-supernatural, dengan kata lain sastra mampu menjadi saksi dan pengomentar kehidupan manusia. 

Menurut Saryono (2009) sastra bukan sekedar artefak (barang mati), tetapi sastra merupakan sosok yang hidup. Sebagai sosok yang hidup, sastra berkembang dengan dinamis menyertai sosok-sosok lainnya, seperti politik, ekonomi, kesenian, dan kebudayaan. Sastra dianggap mampu menjadi pemandu menuju jalan kebenaran karena sastra yang baik adalah sastra yang ditulis dengan penuh kejujuran, kebeningan, kesungguhan, kearifan, dan keluhuran nurani manusia. Sastra yang baik tersebut mampu mengingatkan, menyadarkan, dan mengembalikan manusia ke jalan yang semestinya, yaitu jalan kebenaran dalam usaha menunaikan tugas-tugas kehidupannya (Saryono, 2009: 20). Sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial (Luxemburg, 1984: 23). Hal itu dikarenakan sastra ditulis dalam kurun waktu tertentu yang langsung berkaitan dengan norma-norma dan adat istiadat zaman itu dan pengarang sastra merupakan bagian dari suatu masyarakat atau menempatkan dirinya sebagai anggota dari masyarakat tersebut.

Dunia kesastraan juga mengenal karya sastra yang berdasarkan cerita atau realita. Karya yang demikian menurut Abrams (via Nurgyantoro, 2009) disebut sebagai fiksi historis (historcal fiction) jika penulisannya berdasarkan fakta sejarah, fiksi biografis (biografical fiction) jika berdasarkan fakta biografis, dan fiksi sains sains (science fiction) jika penulisannya berdasarkan pada ilmu pengetahuan. Ketiga jenis ini disebut fiksi nonfiksi (nonfiction fiction). 

Menurut pandangan Sugihastuti (2007) karya sastra merupakan media yang digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan gagasan-gagasan dan pengalamannya. Sebagai media, peran karya sastra sebagai media untuk menghubungkan pikiran-pikiran pengarang untuk disampaikan kepada pembaca. Selain itu, karya sastra juga dapat merefleksikan pandangan pengarang terhadap berbagai masalah yang diamati di lingkungannya. Realitas sosial yang dihadirkan melalui teks kepada pembaca merupakan gambaran tentang berbagai fenomena sosial yang pernah terjadi di masyarakat dan dihadirkan kembali oleh pengarang dalam bentuk dan cara yang berbeda. Selain itu, karya sastra dapat menghibur, menambah pengetahuan dan memperkaya wawasan pembacanya dengan cara yang unik, yaitu menuliskannya dalam bentuk naratif. Sehingga pesan disampaikan kepada pembaca tanpa berkesan mengguruinya.



Sekian Pengertian Tentang Sastra, semoga bermanfaat..!

Baca Juga:
Pengertian Dan Bagian-bagian Surat
Pengertian Diksi
Pengertian Dan Jenis Tema

Pengertian Apresiasi Menurut Para Ahli

Apa itu apresiasi?

Pengertian Apresiasi : Apresiasi, kata yang sering kita dengar dalam dunia seni, dan sastra. Meskipun demikian, apresiasi juga ada dalam bidang yang lain, misal fisika, kimia, matematika, dan lain-lain. Apresiasi menurut arti katanya dalam The Words of Mathematics, An Etymological Dictionary of Mathematical Terms, Used in English ( Schwartzman, 1994: 27) adalah ”price, worth, value”. Schwartzman (1994: 27) menyatakan bahwa apresiasi tersebut di Perancis disebut sebagai appraise dan precious.

Untuk memahami pengertian dari apresiasi, berikut kita kaji mengenai pengertian apresiasi berdasarkan pendapat ahli:
  1. Alfred North Whitehead (Jarrett, 1991: 157) mengemukakan bahwa dalam kegiatan pengapresiasian terhadap sesuatu yang dilakukan seseorang adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh sesuatu (untuk memahami sesuatu), berpartisipasi di dalamnya, dan penilaian secara keseluruhannya.
  2. Jarret sendiri menyatakan bahwa apresiasi dapat berupa perhatian (attention) terhadap sesuatu (Jarrett, 1991: 153). Lebih lanjut, Jarrett (1991: 156) juga menyatakan bahwa pengapresiasian terhadap sesuatu tersebut dapat berupa ketertarikan (interesting), pemanfaatan (worthwhile), dan kesenangan (enjoyment) dalam mempelajarinya.
  3. G. H. Hardy (Hardy, 2005: 15) yang mengungkapkan seseorang yang appreciate terhadap sesuatu maka orang tersebut menikmati (enjoy) sesuatu tersebut (enjoyment).
  4. John Dewey (Dewey, 2001: 248) yang menyatakan bahwa apresiasi dapat dimaknai sebagai menikmati suatu pengalaman atau kesenangan (enjoyment) terhadap sesuatu. Dalam buku yang sama, John Dewey (Dewey, 2001: 262) juga mengungkapkan ”...appreciation; that is, to understanding and enjoyment of...”, yang mana apresiasi dapat dimaknai sebagai pemahaman (understanding) dan kesenangan (enjoyment) terhadap sesuatu. Lebih lanjut, John Dewey menyatakan bahwa pemanfaatan (worth) merupakan bagian yang penting dari apresiasi. Kegiatan pemanfaatan tersebut dapat berupa kegiatan pengulangan pengalaman dengan penuh makna (Dewey, 2001: 242). 
Pengertian Apresiasi

Berdasarkan berbagai pendapat tersebut, terdapat berbagai makna dari apresiasi, tergantung darimana kita melihat apresiasi tersebut. Secara garis besar, yang disebut sebagai apresiasi adalah suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan suatu pemahaman, pemanfaatan, ketertarikan, kesenangan, perhatian, dan partisipasi.