Temukan Artikel Dan Pengertian Berbagai Bidang Ilmu Di Website Ini.

Showing posts with label Akuntansi. Show all posts
Showing posts with label Akuntansi. Show all posts

Tuesday, 19 July 2016

Pengertian Laporan Keuangan Menurut Para Ahli

Pengertian Laporan Keuangan - Pada setiap akhir periode, perusahaan wajib menyusun laporan keuangan untuk selanjutnya dilaporkan kepada pihak evaluator. Dalam kaitannya dengan hal ini yakni bank. Bank wajib melaporkan laporan keuangan kepada Bank Indonesia
untuk setiap periodenya baik laporan keuangan bulanan, triwulanan, maupun tahunan. Dari laporan keuangan yang sudah dilaporkan, selanjutnya dilakukan audit dan penilaian oleh Bank Indonesia.

Berikut ini dipaparkan beberapa pengertian laporan keuangan yang penulis kutip dari beberapa sumber :
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 01 paragraf 07 revisi 2009 mengungkapkan ” pengertian laporan keuangan sebagai suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas yang menunjukkan hasil pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”.

Menurut Munawir (2002:56)
, ”laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan sehingga diharapkan akan membantu bagi para pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial”.

Baridwan (2004:11) berpendapat bahwa ”laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan yang merupakan ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan”.

Sedangkan menurut Fahmi (2012:25) mengemukakan bahwa “laporan keuangan adalah hasil proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut”.

Kemudian menurut Sugiono dan Untung (2008:3) menyatakan bahwa “laporan keuangan pada perusahaan merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi (siklus akuntansi) yang mencerminkan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan”.

Lebih lanjut Kasmir (2006:239)
menjelaskan bahwa “laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan bank secara keseluruhan dan menunjukkan kinerja manajemen bank untuk melihat bagaimana kondisi bank yang sesungguhnya untuk melihat kelebihan dan kelemahan yang dimiliki”.

Pada prinsipnya laporan keuangan merupakan suatu susunan daftar atau ringkasan sebagai pertanggungjawaban manajemen perusahaan kepada pihak penilai yang dalam hal ini adalah Bank Indonesia sebagai lembaga yang menilai kinerja perbankan untuk melihat sejauh mana prestasi atau hasil kinerja suatu perusahaan.

Hasil kinerja ini dapat digunakan sebagai perbandingan apakah kinerjanya lebih baik atau tidak dengan melihat sisi kelebihan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan.

Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan
Dibuatnya laporan keuangan oleh suatu perusahaan tentunya memiliki tujuan dan manfaat.
Ada beberapa tujuan laporan keuangan yang dikutip dari beberapa ahli yakni:

Menurut Fahmi (2012:26), “tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka dalam satuan moneter”.

Selanjutnya Taswan (2010:15) berpendapat bahwa: Laporan Keuangan dimaksudkan untuk memberikan informasi berkala mengenai kondisi bank secara menyeluruh termasuk perkembangan usaha dan kinerja perbankan, seluruh informasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan transparansi kondisi keuangan bank kepada publik dan menjaga kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga perbankan.

Kusnadi (2000:28) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah :
  1. Untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi.
  2. Menunjukkan apa yang telah dicapai oleh pihak manajemen perusahaan dimasa lampau sehingga para pihak yang berkepentingan atas perusahaan mempunyai dasar berpijak dan dapat dipertanggungjawabkan.
  3. Mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 01 paragraf 07 revisi 2009 menjelaskan “tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi”.

Secara lebih rinci, Kasmir (2006:240) mengungkapkan bahwa laporan keuangan bertujuan untuk :
  1. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva dan jenis aktiva yang dimiliki.
  2. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah kewajiban dan jenis-jenis kewajiban.
  3. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-jenis modal.
  4. Memberikan informasi keuangan tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah pendapatan bank.
  5. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah biaya yang dikeluarkan dan jenis-jenis biaya.
  6. Memberikan informasi keuangan tentang perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban, dan modal.
  7. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu perode dari hasil laporan keuangan yang disajikan.

Selain tujuan dibuatnya laporan keuangan, ada beberapa manfaat yang diperoleh dari pembuatan laporan keuangan. Seperti dikemukakan oleh Fahmi (2012:26) yang menyatakan bahwa:
Dengan adanya laporan keuangan yang disediakan pihak manajemen perusahaan maka sangat membantu pihak pemegang saham dalam proses pengambilan keputusan, dan sangat berguna dalam melihat kondisi pada saat ini maupun dijadikan sebagai alat untuk memprediksi kondisi masa yang akan datang.

Sedangkan manfaat laporan keuangan menurut Hanafi dan Halim (2005:36) adalah sebagai:
  1. Informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan
  2. Informasi yang bermanfaat untuk memperkirakan aliran pemakai eksternal
  3. Informasi yang bermanfaat untuk memperkirakan aliran kas perusahaan
  4. Informasi mengenai sumber daya ekonomi dan klaim terhadap sumber daya tersebut
  5. Informasi mengenai pendapatan dan komponen-komponen.

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat dipahami bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan gambaran dan informasi yang jelas bagi para pengguna laporan keuangan terutama bagi manajemen suatu perusahaan, sehingga manfaatnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam menerapkan langkah-langkah strategis sehingga mempermudah dalam proses pengambilan keputusan demi kemajuan pe
rusahaan dimasa yang akan datang. 
 
Pengertian Laporan Keuangan
 
Sekian uraian tentang Pengertian Laporan Keuangan Menurut Para Ahli semoga bermanfaat..!

Tuesday, 23 February 2016

Pengertian Jurnal Khusus Dan Manfaat Jurnal Khusus

Pengertian Jurnal Khusus - Jurnal Khusus adalah jurnal yang dikelompokan sesuai dengan jenis transaksinya. setiap terjadi transaksi, petugas pembukuan mengidentifikasi jenis transaksi yang terjadi, dan mencatatnya kedalam jurnal khusus. Misalnya jika dalam satu bulan perusahaan melakukan pembelian kredit sebanyak 50 kali, maka petugas hanya akan berurusan dengan empat atau lima akun, tergantung pada kebijakan perusahaan dalam mengklasifikasi transaksinya. Untuk semua pembelian yang dilakukan secara kredit, perusahaan menyediakan satu jurnal khusus yang disebut jurnal pembelian.Setiap transaksi kredit yang terjadi, petugas mencatatnya. kemudian, secara berkala, misalnya setiap bulan, seluruh transaksi dijumlahkan dan dipindah bukukan ke buku besar.



Manfaat Jurnal Khusus 
A. Memunkinkan pembagian pekerjaan.
Jurnal umum yang mencatat semua transaksi pada satu jurnal sulit membagi pekerjaan secara baik.lain halnya dengan jurnal khusus.pembagian pekerjaan dapat dilakukan dengan baik karena terdapat beberapa jurnal sesuai jenis transaksinya.jadi,bagi perusahaan yang besar sangat mungkin satu orang menangani satu atau dua jurnal.mungkin saja hanya satu orang pegawai yang diberi tugas mencatat jurnal pembelian dan jurnal pengluaran kas.ini akan mendorong adanya spesialisasi dalam penanganan pekerjaan sehingga hasilnya semakin baik.

B. Memudahkan posting ke akun buku besar.
Salah satu tujuan penyelenggaraan jurnal khusus adalah agar lebih mudah atau lebih praktismelakukan posting ke buku besar.

C. Memungkinkan pengendalian internal yang lebih baik.
Pengendalian internal akan lebih baik apabila hanya satu orang petugas yang Menangani satu atau dua jurnal khusus.bandingkan dengan satu orang yang menangani semua jurnal.



Sekian uraian tentang Pengertian Jurnal Khusus, semoga bermanfaat.
Baca juga:

Friday, 19 February 2016

Pengertian Nota, Faktur Dan Kuitansi

Pengertian Nota - Nota adalah bukti atas pembelian sejumlah barang secara tunai. Nota dibuat oleh pedagang dan diberikan kepada pembeli. Biasanya nota dibuat rangkap dua, satu lembar untuk pembeli dan lembaran kedua untuk penjual.

Nota Debit, adalah bukti perusahaan telah mendebit perkiraan pelanggannya yang disebabkan oleh berbagai hal. Nota debit dikirimkan oleh perusahaan kepada pelanggannya karena barang yang dibeli dikembalikan disebabkan rusak atau tidak sesuai dengan pesanan, dan penjual setuju barangnya diterima kembali atau harganya dikurangi.

Nota Kredit, adalah bukti bahwa perusahaan telah mengkredit perkiraan pelanggannya yang disebabkan oleh berbagai hal. Nota kredit dikirimkan oleh perusahaan kepada langganannya sehubungan barang yang dijual tidak cocok atau rusak, untuk itu penjual setuju menerima barangnya.

Contoh Nota :


Pengertian Faktur
Faktur adalah perhitungan penjualan kredit yang diberikan oleh penjual kepada pembeli. pihak yang menjual, faktur dibuat sebanyak tiga rangkap. Selembar untuk diserahkan kepada pihak pembeli, selembar untuk disimpan oleh pihak penjual, tentu saja setelah ditandatangani oleh pembelinya, yang nantinya akan digunakan sebagai lampiran kwitansi untuk menagih pembayaran apabila sudah jatuh tempo. Dan satu lembarnya lagi untuk dibiarkan melekat pada buku faktur yang biasa disebut “copy faktur penjualan” oleh sang penjual. 

Faktur adalah suatu dokumen dasar yang digunakan sebagai bukti tertulis/pencatatan bagi perusahaan penjual dan perusahaan pembeli. Faktur ini yang nantinya akan menjadi bukti transaksi penjualan yang dilakukan secara kredit.

Fungsi dari Faktur Pajak ada tiga. fungsi – fungsi inilah yang membuat faktur pajak begitu penting dah wajib dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak. Fungsi faktur pajak yang penting tersebut adalah :
  1. Bukti pungutan bagi Pengusaha Kena Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak.
  2. Sebagai bukti pembayaran PPN yang dilakukan oleh pembeli Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak kepada Pengusaha Kena Pajak.
  3. Sebagai sarana mengkreditkan Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajak yang membeli Barang Kena Pajak.
  4. Bukti pungutan pajak (PPN/PPn BM) karena impor BKP yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Contoh Faktur Pajak




Pengertian Kuitansi
Kwitansi merupakan dokumen atau surat yang digunakan sebagai tanda bukti telah terjadinya transaksi pembayaran sejumlah uang dari orang yang memberi uang kepada si penerima uang dengan dilengkapi beberapa rincian pelengkap lainnya yakni tujuan pembayaran, tanggal dan tempat dimana terjadinya transaksi pembayaran tersebut. Dalam beberapa kasus penandatangan kwitansi mengharuskan untuk membubuhkan materai sebagai penguat atau legalitas dari kwitansi yang dibuat.

Hal-hal yang sebaiknya diperhatikan dalam pembuatan sebuah kwitansi diantaranya sebagai berikut :
  • Jangan sesekali menandatangani kwitansi kosong
  • Diakhir uraian atau penjelasan sebaiknya diberikan tanda akhir tulisan agar tulisan tersebut tidak dapat ditambahkan penjelasan lain yang akan merugikan.
  • Tempat & penanggalan sebaiknya berdekatan dengan tanda tangan orang yang menerima uang
  • Tulislah nama lengkap orang yang menerima uang
  • Apabila menggunakan materai, maka seharusnya tandatangan mengenai materai yang ditempelkan
  • Harus dibedakan antara nota jual beli dengan kuitansi.
Contoh Kuitansi


Sekian uraian tentang Pengertian Nota, Faktur Dan Kuitansi, semoga bermanfaat.

Pengertian Kliring

Pengertian Kliring:
  • Kliring adalah suatu tata cara perhitungan utang piutang dalam bentuk surat-surat dagang dan surat-surat berharga dari suatu bank terhadap bank lainnya, dengan maksud agar penyelesaiannya dapat terselenggara dengan mudah dan aman, serta untuk memperluas dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral.
  • Lalu lintas pembayaran giral adalah, suatu proses kegiatan bayar membayar dengan waktat atau nota kliring, yang dilakukan dengan cara saling memperhitungkan diantara bank-bank, baik atas beban maupun untuk keuntungan nasabah ybs.
  • Giral adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya, atau dengan cara pemindah bukuan.
Peserta Kliring:
Peserta kliring dapat dibedakan menjadi dua macam :
  • Peserta langsung, yaitu : bank-bank yang sudah tercatat sebagai peserta kliring dan dapat memperhitungkan warkat atau notanya secara langsung dengan B I atau melalui PT Trans Warkat sebagai perantara dengan B I. Contoh : Bank Retail, Bank Devisa
  • Peserta tidak langsung, yaitu : bank-bank yang belum terdaftar sebagai peserta kliring akan tetapi mengikuti kegiatan kliring melaui bank yang telah terdaftar sebagai peserta kliring. Contoh : BPR

Sekian uraian tentang pengertian kliring, semoga bermanfaat.
Baca juga:

Saturday, 6 February 2016

Pengertian Perusahaan Manufaktur

Apa Itu Perusaha Manufaktur? | Perusahaan manufaktur (manufacturing firm) adalah perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang jadi kemudian menjual barang jadi tersebut.
 
 
Gambar: Perusahaan Manufaktur
 
Kegiatan khusus dalam perusahaan manufaktur adalah pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Kegiatan ini sering disebut proses produksi.
 
Kegiatan produksi, apabila digambarkan akan nampak seperti di bawah ini:




Bidang akuntansi yang menangani masalah produksi disebut akuntansi biaya (cost accounting). Tujuannya, menetapkan beban pokok produksi barang jadi.


Gambar di atas menunjukkan karakteristik khusus perusahaan manufaktur yang membedakannya dengan jenis perusahaan lain seperti perusahaan dagang atau perusahaan jasa. Perbedaan tersebut terletak pada persediaan-persediaannya, biaya pabrikasi (manufacturing costs), biaya produksi dan beban pokok produksinya. 
 
 
 
Sekian pengertian perusahaan manufaktur, semoga artikel ini dapat bermanfaat..
Baca juga:

Tuesday, 22 December 2015

Pengertian Activity Based Costing Menurut Para Ahli

Pengertian Activity Based Costing
Definisi Activity Based Costing menurut Horngren dan Foster (2003:39) adalah: “An approach to costing that focuses on activities as the fundamental cost objects. It uses the costs these activities as the basis for assigning costs to other cost objects such as products, services or customer”.

Menurut Mulyadi (2003:40) Activity Based Costing systems (ABC systems) adalah:
Activity Based Costing adalah sistem informasi biaya yang berorientasi pada penyediaan informasi lengkap tentang aktivitas untuk memungkinkan personel perusahaan melakukan pengelolaan terhadap aktivitas. Sistem informasi ini menggunakan aktivitas sebagai basis serta pengurangan biaya dan penentuan secara akurat biaya produk atau jasa sebagai tujuan. Sistem informasi ini diterapkan dalam perusahaan manufaktur, jasa, dan dagang”. 

Garrison dan Noreen (2003:316) mendefinisikan Activity Based Costing sebagai berikut: “Activity Based Costing is a costing method that is designed to provide managers cost information for strategic and other decision that potentially affect capacity and therefore ‘fixed’ costs”. Menurut Hansen dan Mowen (2003:122) adalah: “Activity Based Costing systems first trace cost to activities then to product….”.

Hilton, Maher, dan Selto (2006:14) memberikan pengertian Activity Based Costing sebagai berikut: “Activity Based Costing or ABC is a costing method that first assigns costs to activies and then to goods services based on how much each good or service use the activities”.

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Activity Based Costing adalah suatu pendekatan terhadap sistem akuntansi yang memfokuskan pada aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi produk, dimana aktivitas tersebut merupakan titik akumulasi biaya yang mendasar. Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas ini didasarkan pada konsep produk yang mengkonsumsi aktivitas dan aktivitas mengkonsumsi sumber daya. Dengan metode ini diharapkan manajemen dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah (aktivitas yang dipertimbangkan tidak memberi kontribusi terhadap nilai pelanggan atau terhadap kebutuhan organisasi).

Sumber:
Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, and George Foster. 2003. Cost Accounting: A Managerial Emphasis. New Jersey : Prentice Hall, Inc.
Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. 2003. Activity Based Cost Systems : Sistem Informasi Biaya Untuk Pengurangan Biaya. Edisi 6. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Gambar Pengertian Activity Based Costing

Pengertian Balanced Scorecard Menurut Para Ahli

Pengertian Balanced Scorecard
Menurut Kaplan dan Norton (1996), Balanced Scorecard merupakan: “… a set of measures that gives top managers a fast but comprehensive view of the business … includes financial measures that tell the results of actions already taken … complements the financial measures with operational measures on customers satisfaction, internal processes, and the organization’s innovation and improvement activities – operational measures that are the drivers of future financial performance.”

Sementara, Anthony, Banker, Kaplan, dan Young (1997) mendefinisikan Balanced Scorecard sebagai: “a measurement and management system that views a business unit’s performance from four perspectives: financial, customer, internal business process, and learning and growth.”

Dengan demikian, Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen, pengukuran, dan pengendalian yang secara cepat, tepat, dan komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manajer tentang performance bisnis. Pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard memandang unit bisnis dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis dalam perusahaan, serta proses pembelajaran dan pertumbuhan. Melalui mekanisme sebab akibat (cause and effect), perspektif keuangan menjadi tolak ukur utama yang dijelaskan oleh tolak ukur operasional pada tiga perspektif lainnya sebagai driver (lead indicator).

Selain itu, Balanced Scorecard juga memberikan kerangka berpikir untuk menjabarkan strategi perusahaan ke dalam segi operasional. Sebelum Balanced Scorecard diimplemantasikan, pada saat penyusunan (building) Balanced Scorecard, terlebih dulu dijabarkan dengan jelas visi, misi, dan strategi perusahaan dari top-management perusahaan, karena hal ini menentukan proses berikutnya berupa transaksi strategis kegiatan operasional. 

Dengan Balanced Scorecard, tujuan suatu unit usaha tidak hanya dinyatakan dalam suatu ukuran keuangan saja, melainkan dijabarkan lebih lanjut ke dalam pengukuran bagaimana unit usaha tersebut menciptakan nilai terhadap pelanggan yang ada sekarang dan masa datang, dan bagaimana unit usaha tersebut harus meningkatkan kemampuan internalnya termasuk investasi pada manusia, sistem, dan prosedur yang dibutuhkan untuk memperoleh kinerja yang lebih baik di masa mendatang.

Melalui Balanced Scorecard diharapkan bahwa pengukuran kinerja financial dan non financial dapat menjadi bagian dari sistem informasi bagi seluruh pegawai dan tingkatan dalam organisasi.

Sumber:
Kaplan, Robert S. & David P. Norton. (1996). The Balanced Scorecard: translating strategy into action. Massachusetts: Harvard Business School Press.

Gambar Pengertian Balanced Scorecard

Pengertian Pengukuran Kinerja Menurut Para Ahli

Pengertian Pengukuran Kinerja
Anderson dan Clancy (1991) mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai: “feedback from the accountant to management that provides information about how well the action represent the plans; it also identifies where managers may need to make corrections or adjustments in future planning and controlling activities.”

Sementara itu, Anthony, Banker, Kaplan, dan Young (1997) mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai: “the activity of measuring the performance of an activity or the entire value chain.”
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik di mana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian.

Tujuan Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja mempunyai tujuan pokok yaitu untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.

Adapun tujuan umum pengukuran kinerja adalah:
  1. untuk menentukan kontribusi suatu bagian dari perusahaan terhadap organisasi secara keseluruhan.
  2. memberikan dasar untuk mengevaluasi kinerja masing-masing manajer.
  3. memotivasi para manajer untuk mengoperasikan divisinya secara konsisten sehingga sesuai dengan tujuan pokok perusahaan. 
Untuk itu sistem pengukuran kinerja harus memenuhi tuntutan sebagai berikut:
  1. Sistem tersebut harus mencerminkan pemahaman organisasi yaitu sistem pengukuran kinerja harus memonitor kinerja organisasi dan menggiring kinerja dalam tujuan utama organisasi.
  2. sistem pengukuran kinerja harus mengukur aspek kritis yang penting atau perbedaan-perbedaan dari kinerja organisasi untuk mencapai tujuan utama.
Manfaat Pengukuran Kinerja
Menurut Lynch dan Cross (1993), manfaat sistem pengukuran kinerja yang baik adalah sebagai berikut:
  1. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan;
  2. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata-rantai pelanggan dan pemasok internal;
  3. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut (deduction of waste);
  4. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih konkret sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi;
  5. Membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan dengan memberi “reward” atas perilaku yang diharapkan tersebut.
Karakteristik Sistem Pengukuran Kinerja
Dengan munculnya bebagai paradigma baru di mana bisnis harus digerakkan oleh customer-focused, suatu sistem pengukuran kinerja yang efektif, paling tidak harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
  1. Didasarkan pada masing-masing aktivitas dan karakteristik organisasi itu sendiri sesuai perspektif pelanggan;
  2. Evaluasi atas berbagai aktivitas, mengggunakan ukuran-ukuran kinerja yang customer-validated;
  3. Sesuai dengan seluruh aspek kinerja aktivitas yang mempengaruhi pelanggan, sehingga menghasilkan penilaian yang komprehensif;
Sumber:
Anderson, Lane K. and Donald K. Clancy;1991, Cost Accounting, Homewood, Richard D. Irwin, Boston.

Gambar Pengertian Pengukuran Kinerja

Pengertian dan Karakteristik Kecurangan Akuntansi

Pengertian Kecurangan Akuntansi
Menurut Alison (2006) dalam artikel yang berjudul Fraud Auditing mendefinisikan kecurangan (Fraud) sebagai bentuk penipuan yang disengaja dilakukan yang menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi karena adanya tekanan untuk melakukan penyelewengan atau dorongan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dan adanya pembenaran (diterima secara umum) terhadap tindakan tersebut.

Karakteristik Kecurangan Akuntansi
Menurut Alison (2006) dalam artikel yang berjudul Fraud Auditing, dilihat dari pelaku Fraud maka secara garis besar kecurangan dapat digolongkan menjadi dua jenis : 

1. Oleh pihak perusahaan, yaitu :
  • Manajemen untuk kepentingan perusahaan, yaitu salah saji yang timbul karena kecurangan pelaporan keuangan (misstatements arising from fraudulent financial reporting). Kecurangan pelaporan keuangan biasanya dilakukan karena adanya dorongan dan ekspektasi terhadap prestasi kerja manajemen. Salah saji yang timbul karena kecurangan terhadap pelaporan keuangan lebih dikenal dengan istilah irregulatities (ketidakberesan). Bentuk kecurangan seperti ini seringkali dinamakan kecurangan manajemen (management fraud), misalnya berupa : manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan terhadap catatan akuntansi atau dokumen pendukung yang merupakan sumber penyajian laporan keuangan, kesengajaan dalam salah menyajikan atau sengaja menghilangkan (intentional omissions) suatu transaksi, kejadian, atau informasi penting dari laporan keuangan.
  • Pegawai untuk keuntungan individu, yaitu salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva (misstatements arising from misappropriation of assets). Kecurangan jenis ini biasanya disebut kecurangan karyawan (employee fraud). Salah saji yang berasal dari penyalahgunaan aktiva meliputi penggelapan aktiva perusahaan yang mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penggelapan aktiva umumnya dilakukan oleh karyawan yang menghadapi masalah keuangan dan dilakukan kartena melihat adanya peluang kelemahan pada pengendalian internal perusahaan serta pembenaran terhadap tindakan tersebut. 
Contoh salah saji jenis ini adalah :
  1. Penggelapan terhadap penerimaan kas.
  2. Pencurian aktiva perusahaaan.
  3. Mark-up harga.
  4. Transaksi tidak resmi.
2. Oleh pihak diluar perusahaan, yaitu pelanggan, mitra usaha dan pihak asing yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Sumber:
Alison (2006), Fraud Auditing (Bagian Pertama Dari Dua Tulisan), http://www.reindo.co.id

Gambar Pengertian Kecurangan Akuntansi

Pengertian Struktur Pengendalian Intern

Pengertian Struktur Pengendalian Intern
Struktur pengendalian intern sebagai suatu tipe pengawasan diperlukan karena adanya keharusan untuk mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab dalam suatu organisasi. Seorang manajer/pemilik perusahaan yang merasa tidak memiliki cukup waktu dan kemampuan untuk mengelola sendiri semua kegiatan perusahaannya, akan mendelegasikan wewenang dan tanggung jawabnya kepada orang lain. Tetapi bersamaan dengan atau segera setelah pemilik perusahaan mendelegasikan wewenang dan tanggung jawabnya, pada saat itu pula dirasakan suatu kebutuhan untuk senantiasa mengawasi pelaksanaan kegiatan dan hasil-hasil yang dicapai oleh para fungsionaris tersebut.

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2001:319.2) pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan berikut ini : 
  • keandalan pelaporan keuangan, 
  • efektivitas dan efisiensi operasi, 
  • kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Menurut Alvin A.Arens, Radal J.Elder, Mark S.Beasly dalam buku berjudul Auditing dan Pelayanan Verifikasi (2004:396) bahwa suatu sistem pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk 

memberikan manajemen jaminan yang wajar bahwa perusahaan mencapai tujuan dan sasarannya. Kebijakan dan prosedur ini sering disebut pengendalian, dan secara kolektif mereka meringkas pengendalian internal entitas itu.

Mulyadi dalam bukunya :sistem Akuntansi” (1997:165) memberikan definisi mengenai sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Komponen Pengendalian
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2001:319) pengendalian terdiri dari lima komponen yang saling terkait berikut ini :
  1. Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur.
  2. Penaksiran resiko adalah identifikasi entitas, dan analisi terhadap resiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola.
  3. Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
  4. Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, pengungkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka.
  5. Pemantauan adalah proses yang menetukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.
Menurut Commite Of Sponsoring Organizations (COSO) yang dikutip oleh Marshall B.Rommey & Paul J.Steinbart dalam buku accounting information system (2004:231) pengendalian internal terdiri dari lima komponen yang saling berhubungan yaitu :

a Lingkungan Pengendalian
Inti dari bisnis apapun adalah orang-orangnya-ciri perorangan, termasuk integritas, nilai-nilai etika dan kompetensi serta lingkungan tempat beroperasi. Mereka adalah mesin yang mengemudikan organisasi dan dasar segala hal terletak. 

Lingkungan pengendalian terdiri dari factor-faktor berikut :
1. Komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika
Merupakan hal yang penting bagi pihak manajemen untuk menciptakan struktur organisasional yang menekankan pada integritas sebagai prinsip dasar beroperasi, dengan cara secara aktif mengajarkan dan mempraktikannya.

2. Filosofi pihak manajemen dan gaya operasinya
Semakin bertanggung jawab filosofi pihak manajemen dan gaya operasi mereka, semakin besar kemungkinannya para pegawai akan berperilaku secara bertanggung jawab dalam mencapai tujuan organisasi. Apabila pihak manajemen menunjukkan sedikit perhatian atas pengendalian informasi maka pegawai akan menjadi kurang rajin dan efektif dalam mencapai tujuan pengendalian tertantu.

3. Struktur organisasional
Struktur organisasional perusahaan menetapkan garis otoritas dan tanggung jwab serta menyediakan kerangka umum untuk perencanaan, pengarahan dan pengendalian operasinya.

4. Badan audit dan dewan komisaris
Komite audit bertanggung jawab untuk mengawasi struktur pengendalian internal perusahaan, proses pelaporan keuangannya, dan kepatuhannya terhadap hukum, peraturan, dan standar yang terkait. Komite tersebut bekerja dekat dengan auditor eksternal dan internal perusahaan.

5. Metode untuk memberikan otoritas dan tanggung jawab
Otoritas dan tanggung jawab dapat diberikan melalui deskripsi pekerjaan secara formal, pelatihan pegawai, dan rencana operasional, jadwal dan anggran. Salah satu hal yang sangat penting adalah peraturan yang menangani masalah seperti standar etika berperilaku, praktek bisnis yang dapat dibenarkan, peraturan persyaratan, dan konflik kepentingan. 

6. Kebijakan dan praktik-praktik dalam sumber daya manusia
Kebijakan dan praktik-praktik mengenai pengontrakan, pelatihan, pengevaluasian, pemberian kompensasi, dan promosi pegawai mempengaruhi kemampuan organisasi untuk meminimalkan ancaman, resiko dan pajanan. Para pegawai harus dipekerjakan dan dipromosikan berdasarkan seberapa baik mereka memenuhi persyaratan pekerjaan mereka.

7. Pengaruh-pengaruh eksternal
Pengaruh-pengaruh eksternal yang mempengaruhi lingkungan pengendalian adalah termasuk persyaratan yang dibebankan oleh bursa efek, oleh Finansial Accounting Standards Board (FASB), dan oleh Securities and Exchange Commission (SEC).

b Aktivitas Pengendalian
Kebijakan dan prosedur pengendalian harus dibuat dan dilaksanakan untuk membantu memastikan bahwa tindakan yang diidentifikasi oleh pihak manajemen untuk mengatasi resiko pencapaian tujuan organisasi, secara efektif dijalankan. Secara umum, prosedur-prosedur pengendalian termasuk dalam satu dari lima kategori berikut ini : 

1. Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai
Otorisasi seringkali di dokumentasikan sebagai penandatanganan, pemberian tanda paraf, atau memasukkan tanda kode paraf, atau transaksi tertentu terjadi karena keadaan khusus, sehingga pihak manajemen memberikan otorisasi khusus agar dapat dilaksanakan sebaliknya, pihak manajemen dapat memberi otorisasi pada pegawai untuk menangani transaksi rutin tanpa persetujuan khusus, atau disebut otorisasi umum.

2. Pemisahan tugas
Pemisahan tugas yang efektif dicapai ketika fungsi-fungsi berikut dipisahkan :
  • Otorisasi – menyetujui transaksi dan keputusan
  • Pencatatan – mempersiapkan dokumen sumber, memelihara catatan jurnal, buku besar dan file lainnya; mempersiapkan rekonsiliasi, serta mempersiapkan laporan kinerja
  • Penyimpanan – menangani kas
3. Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai
Desain dan penggunaan catatan yang memadai membantu untuk memastikan pencatatan yang akurat dan lengkap atas seluruh data transaksi yang berkaitan. Bentuk dan isinya harus dijaga agar tetap sesederhana mungkin untuk mendukung pencatatan, dan menfasilitasi peninjauan serta verifikasi. 

4. Penjagaan asset dan catatan yang memadai
Ketika seorang berpikir tentang penjagaan asset fisik, seperti persediaan dan perlengkapan. Akan tetapi, dimasa sekarang ini, salah satu asset terpenting perusahaan adalah informasi. Oleh karena itu, harus diambil langkah-langkah untuk menjaga baik asset berupa informasi maupun fisik.

Prosedur-prosedur menjaga asset pencurian, penggunaan tanpa otorisasi dan vandalisme :
  • Mensupervisi dan memisahkan tugas secara efektif
  • Memelihara catatan asset, termasuk informasi secara akurat
  • Membatasi asset secara fisik (mesin kas, lemari besi, kotak uang, dan akses terbatas ke safe deposit box kas, sekuritas, dan asset dalam bentuk surat-surat berharga)
  • Melindungi catatan dan dokumen (area penyimpanan tahan api, kabinet file yang terkunci, dan alokasi pendukung diluar kantor) merupakan cara yang efektif untuk melindungi catatan dan dokumen
  • Mengendalikan lingkungan (perlengkapan komputer yang sensitive harus diletakkan dalam ruangan yang memiliki alat pendingin dan perlindungan dari api yang memadai)
  • Pembatasan akses ke ruang komputer, file komputer dan informasi.
5. Pemeriksaan independen atas kinerja
Pemeriksaan internal untuk memastikan seluruh transaksi diproses secara akurat adalah elemen pengendalian lainnya yang penting. Pemeriksaan ini harus independen, karena pemeriksaan umumnya akan efektif apabila dilaksanakan oleh orang lain yang tidak bertanggung jawab atas jalannya operasi yang diperiksa.

c. Penilaian resiko
Organisasi harus sadar akan resiko dan berurusan dengan resiko yang dihadapinya. Organisasi harus menempatkan tujuan, yang terintegrasi dengan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan dan kegiatan lainnya, agar organisasi beroperasi secara harmonis. Organisasi juga harus membuat mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola resiko yang terkait. Akuntan memainkan peranan penting dalam membantu manajemen mengontrol bisnis dengan mendesain sistem pengendalian yang efektif, dan mengevaluasi sistem yang ada untuk memastikan bahwa sistem tersebut berjalan dengan efektif.

d. Informasi dan komunikasi
Disekitar aktivitas pengendalian terdapat sistem informasi dan komunikasi. Mereka memungkinkan orang-orang dalam organisasi untuk mendapat dan bertukar informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan operasinya. Akuntan harus memahami bagaimana (1) transaksi diawali, (2) data didapat dalam bentuk yang dapat dibaca oleh mesin, (3) file komputer diakses dan diperbarui, (4) data diproses untuk mempersiapkan sebuah informasi, dan (5) informasi dilaporkan ke para pemakai internal dan pihak eksternal.

e. Pengawasan 
Seluruh proses harus diawasi, dan perubahan dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Melalui cara ini sistem dapat bereaksi secara dinamis, berubah sesuai tuntutan keadaan. Metode untuk mengawasi kinerja dapat mencakup supervisi yang efektif, pelaporan yang bertanggung jawab dan audit internal.

Sumber:
  • Alvin A.Arens, Randal J.Elder, Mark S.Beasly (2004), Auditing dan Pelayanan Verifikasi, “Pendekatan Terpadu”, Edisi Kesembilan, Jilid Satu, Penerbit PT INDEKS
  • IAI (2001), Standar Profesional Akuntan Publik, Penerbit
Gambar Pengertian Struktur Pengendalian Intern

Monday, 16 November 2015

Pengertian Modal Ventura

|Pengertian Modal Ventura| Istilah ventura berasal dari kata venture, yang secara harfiah bisa berarti sesuatu yang mengandung risiko atau dapat pula diartikan sebagai usaha. Jadi, modal ventura (venture capital) adalah modal yang ditanamkan pada usaha yang mengandung risiko.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa modal ventura merupakan pembiayaan yang memiliki risiko tinggi. Pembiayaan modal ventura berbeda dengan bank yang memberikan pembiayaan berupa pinjaman atau kredit, karena modal ventura memberikan pembiayaan dengan cara melakukan penyertaan langsung ke dalam perusahaan yang dibiayainya. 
 
Perusahaan yang memperoleh pembiayaan modal ventura disebut Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) atau investee company. Instrumen lain yang dapat digunakan dalam rangka modal ventura adalah obligasi konversi (convertible bond) yang memiliki hak opsi untuk ditukarkan dengan saham PPU. Umumnya, pembiayaan modal ventura hampir selalu disertai dengan persyaratan keterlibatan dalam manajemen PPU, yang biasanya disepakati dalam perjanjian modal ventura.
 
Jangka waktu penyertaan saham modal ventura bersifat sementara. Di beberapa negara jangka waktu pembiayaan modal ventura berada diantara 3 – 10 tahun. Di Indonesia sendiri, jangka waktu tersebut menurut Keppres No. 61/1988 adalah sudah harus diinvestasi maksimum 40 tahun. Ciri inilah pula yang membuat unik dan membedakannya dengan investasi biasa.


 
Gambar
Pengertian Modal Ventura


Semoga bermanfaat...! 

Pengertian Resiko Audit (Audit Risk)

|Definisi Audit Risk|
Resiko audit
didefinisikan sebagai probabilita dikeluarkannya pendapat yang tidak tepat terhadap laporan keuangan oleh karena adanya kesalahan yang materil yang tidak dapat diketemukan dalam pemeriksaan.
 
Definisi ini dapat juga diperluas sehingga mencakup kemungkinan-kemungkinan:
  1. Pemberian laporan tanpa pendapat (disclaimer opinion)
  2. Pendapat setuju dengan pengecualian (qualified opinion)
  3. Pendapat tidak setuju (adverse opinion)
Resiko audit berbeda dengan resiko usaha. Resiko usaha adalah kemungkinan akuntan menderita kerugian yang mengancam eksistensi usahanya sebagai kantor akuntan. Walaupun demikian resiko audit sangat mempengaruhi resiko usaha kantor akuntan, dalam arti apabila akuntan dalam mengeluarkan laporannya berbeda dengan keadaan sebenarnya tentu resiko usahanya lebih tinggi.

 
Gambar
Pengertian Resiko Audit

Semoga bermanfaat..! 

Pengertian Resiko Operasional

|Pengertian Resiko Operasional|
Basel II Capital Accord secara khusus mendefinisikan risiko operasional sebagai risiko kerugian yang timbul dari kegagalan atau tidak memadainya proses internal, manusia dan sistem, atau kejadian-kejadian eksternal. Secara umum, risiko operasional terkait dengan sejumlah masalah yang berasal dari kegagalan suatu proses atau prosedur. Oleh karena itu, risiko operasional sebenarnya bukan merupakan suatu risiko yang baru dan tidak hanya dihadapi oleh bank, walaupun semua bank akan menghadapi kegagalan dan harus memiliki proses untuk mengatasinya. Risiko operasional merupakan risiko yang mempengaruhi semua kegiatan usaha karena merupakan suatu hal yang inherent dalam pelaksanaan suatu proses atau aktivitas operasional.
 
Bagi otoritas pengawas bank, penerapan managemen risiko akan mempermudah penilaian terhadap kemungkinan kerugian yang dihadapi bank yang dapat mempengaruhi permodalan bank dan sebagai salah satu dasar penilaian dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan bank. Adapun tahap evolusi managemen risiko operasional dibagi menjadi empat bagian tahap, yaitu:

Tahap 1: Identifikasi dan pengumpulan dataDalam tahap ini perusahaan perlu melakukan mapping berbagai risiko operasional yang ada dalam perusahaan dan menciptakan suatu proses untuk mengumpulkan data dan menjumlahkan kerugian.

Tahap 2: Penyusunan metrics dan trackingDalam tahap ini perusahaan perlu menyusun metric dan key risk indicator untuk tiap risiko operasional yang telah diidentifikasi dalam tahap sebelumnya, termasuk juga penyusunan sistem tracking data dan informasi frekuensi dan severitas suatu risiko tertentu.

Tahap 3: PengukuranTahap ini perusahaan perlu menyusun suatu metode untuk mengklasifikasi risiko operasional dari semua unit kerja.

Tahap 4: ManagemenTahap ini perusahaan perlu melakukan konsolidasi hasil dari tahap tiga untuk mendapatkan perhitungan alokasi modal untuk menutup risiko operasional dan analisis kinerja berbasis risiko dan redistribusi portofolio untuk menyesuaikan profil risiko perusahaan yang diinginkan.
(Muslich, 2007).

|Kejadian Risiko Operasional|Risiko operasional sangat terkait dengan banyaknya masalah yang timbul karena kelemahan proses di dalam bank. Namun demikian, risiko operasional tidak hanya terdapat pada bank saja, tetapi pada setiap jenis usaha. Risiko operasional merupakan risiko yang penting dan dapat mempengaruhi nasabah dalam sehari-hari. Itu sebabnya mengapa bank meningkatkan fokus perhatiannya pada proses, prosedur dan pengawasan yang sejalan dengan risiko operasional.
 
Lembaga Pengawas Perbankan telah mendorong bank-bank untuk melihat proses operasional seluas mungkin dan mempertimbangkan kejadian-kejadian yang memiliki frekuensi rendah tetapi memiliki dampak yang tinggi (low frequency/high impact) selain risiko kredit dan risiko pasar. Ada dua faktor yang digunakan dalam pengelompokan kejadian risiko operasional yaitu frekuensi dan dampak. Frekuensi adalah seberapa sering suatu peristiwa operasional itu terjadi, sedangkan dampak adalah jumlah kerugian yang timbulkan oleh kejadian risiko operasional.

Kejadian risiko operasional dapat dikelompokkan kedalam empat jenis kejadian berdasarkan frekuensi dan dampak risiko operasional tersebut, yaitu:
  1. Low Frequency/High Impact (LFHI)
  2. High Frequency/High Impact (HFHI)
  3. Low Frequency/Low Impact (LFLI)
  4. High Frequency/Low Impact (HFLI)
Secara umum pengelolaan risiko operasional memfokuskan pada dua jenis kejadian, yaitu Low Frequency/High Impact (LFHI) dan High Frequency/Low Impact (HFLI). LFHI sangat sulit untuk dipahami dan sangat sulit untuk diantisipasi serta LFHI menimbulkan kerugian yang sangat besar bahkan dapat menyebabkan kejatuhan suatu bank. Sedangkan HFLI dikelola untuk meningkatkan efisiensi kegiatan usaha.
 
Pada umumnya bank kurang memperhatikan kejadian yang sifatnya Low Frequency/Low Impact (LFLI) karena biaya pengelolaan dan pemantauannya lebih tinggi daripada kerugian yang ditimbulkannya. Sedangkan High Frequency/High Impact (HFHI) dianggap kurang relevan karena jika jenis kejadian ini timbul pada bank maka bank tersebut akan jatuh dalam waktu singkat. Dalam hal ini kerugian yang ada tidak akan dapat diperbaiki dan pengawas bank akan mengambil langkah-langkah penyehatan bank.
 

 
Gambar
Pengertian Resiko Operasional 

Semoga bermanfaat...!

Pengertian, Peranan dan Manfaat Akuntansi Biaya

|Pengertian Akuntansi Biaya|Pengertian Akuntansi Biaya menurut Mulyadi (2010:7), akuntansi biaya adalah: “Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya”.

|Peranan Akuntansi Biaya|Peranan akuntansi biaya menurut Carter (2009:11) yang diterjemahkan oleh Krista adalah sebagai berikut:
  1. “Membuat dan melaksanakan rencana dan anggaran untuk beroperasi dalam kondisi kompetitif dan ekonomi yang telah diprediksikan sebelumnya. Suatu aspek penting dari rencana adalah potensinya untuk memotivasi orang agar berkinerja dengan cara yang konsisten dengan tujuan perusahaan.
  2. Menetapkan metode perhitungan biaya yang memungkinkan pengendalian aktivitas, mengurangi biaya, dan memperbaiki kualitas.
  3. Mengendalikan kuantitas fisik dari persediaan, dan menentukan biaya dari setiap produk dan jasa yang dihasilkan, untuk tujuan penetapan harga dan untuk evaluasi kinerja dari suatu produk, departemen, atau divisi.
  4. Menentukan biaya dan laba perusahaan untuk periode akuntansi satu tahun atau untuk periode lain yang lebih pendek. Hal ini termasuk menentukan nilai persedian dan harga pokok penjualan sesuai dengan aturan pelaporan eksternal.
  5. Memilih di antara dua atau lebih alternatif jangka pendek atau jangka panjang, yang dapat mengubah pendapatan atau biaya.”
|Manfaat Akuntansi Biaya|Penggunaan akuntansi biaya terbukti sangat penting bagi suatu perusahaan karena memiliki banyak manfaat yang berguna bagi kelangsungan perusahaan. Manfaat tersebut adalah sebagai salah satu informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaannya, yaitu untuk perencanaan dan pengendalian laba, penentuan harga pokok produk dan jasa, serta bagi pengambilan keputusan oleh manajemen dalam proses produksi.

 
Gambar
Pengertian Akuntansi Biaya

Sunday, 10 May 2015

Istilah-istilah Dalam Akuntansi

1. Stock : Saham
2. Depreciation : Penyusutan
3. Deptor : Debitur
4. Assets dan Liabilities : Harta dan utang
5. Balance : Saldo
6. Accounting equation : Persamaan akuntansi
7. Notes Payable : Wesel bayar
8. Income Statement : Daftar perhitungan laba rugi
9. Interest : Bunga
10. Balance Sheet : Neraca
11. Withdrawals : Prive
12. To decrease : Mengurangi
13. To increase : Menambah
14. Inventory : Persediaan
15. To summary : Mengikhtisarkan
16. Notes receivable : Wesel tagih
17. Prepain insurance : Asuransi dibayar dimuka
18. Invoice : Faktur
19. Employer : Majikan
20. Current assets : Aktiva lancar
21. Adjusting entry : Ayat penyesuaian
22. Net loss : Rugi bersih
23. Ledger : Buku besar
24. Net income : Laba bersih
25. Emplyee : Pegawai
26. Fixed account : Perkiraan murni
27. Receipt : Kwitansi
28. Reversing entry : Ayat pembalikan
29. Bill : Faktur/bon
30. Rent earned : Sewa yang diperoleh
31. Ending inventory : Inventaris akhir
32. Merchandising concern : Perusahaan dagang
33. Closing entry : Ayat penutup
34. Revenue account : Perkiraan penghasilan
35. Term of payment : Syarat pembayaran
36. Gross profit : Laba kotor
37. Petty cash : Kas kecil
38. Worksheet :Neraca lajur
39. Cash receipt : Penerimaan kas
40. Expense account : Perkiraan biaya
41. Fixed assets : Aktiva Tetap
42. Imprest fund : Sistem dana tetap
43. Oerating expense : Biaya usaha
44. Purchase : Pembelian
45. Sale : Penjualan
46. Credit memorandum : Nota kredit
47. Sales discount : Potongan tunai penjualan
48. Selling expenxe : Biaya penjualan
49. General ledger : Buku besar umum
50. Capital Statement : Llaporan perubahan modal
51. Chart of accounts : Tata perkiraan
52. Credit balance : Saldo kredit
53. Advertising expense : Biaya iklan
54. Current liabilities : Utang jangka pendek
55. Revenue from sales : Penghasilan dari penjualan
56. General journal : Jurnal umum
57. Long term liabilities : Utang jangka panjang
58. Equipment : Perlengkapan
59. Tral balance : Neraca saldo
60. Wages payable : Upah terutang
61. Errors : Kesalahan
62. Journalizing : Penjurnalan
63. Store supplies used : Suplai toko yang telah dipakai
64. Investment : Penanaman
65. Mortgage : Hipotek
66. Accrued expense : Biaya terutang
67. Freight out : Biaya angkutan barang yang dijual
68. Purchase on credit : Dibeli dengan kredit
69. Account balance : Saldo perkiraan
70. Awrong amount : Jumlah yang salah
71. Income summary : Perkiraan ikhtisar laba rugi
72. Subsidiary ledger : Buku besar pembantu
73. Freight in : Biaya angkutan barang yang dibeli
74. Owner's capital account : Perkiraan modal sendiri
75. Financial statement : Laporan keuangan
76. Financial position : Keadaan keuangan
77. Creditor : Yang berpiutang
78. Debtor : Yang berutang
79. Incurance polucy : Polis asuransi
80. Noncurrent assets : Harta yang tidak bergerak
81. Annual : Tahunan
82. Information : Keterangan
83. Sundry account : Perkiraan serba-serbi
84. Outstanding check : Cek masih dalam peredaran
85. Account with a balance
86. Priodic inventory system: Sistem inventarisasi berkala
87. Utilities expense : Biaya keperluan
88. Bankcruptcy : Kepailitan
89. Miscellaneous expense : Biaya serba-serbi
90. Deposit in transit : Setoran dalam proses
91. Counter check : Cek yang dikirim
92. Purchase journal : Buku pembelian
93. Internal control : Pemeriksaan intern/pengawasan
94. Preparang aworksheet : Menyiapkan neraca lajur
95. Sales journal : Buku penjualan
96. Personal withdrawal : Pengambilan pribadi
97. Mortgage payable : Hipotek u/m
98. Disbursement : Pembayaran
99. Cash over and short : Selisih kas
100. EOM singkatan : End of month
101. Check stub : Sus check
102. Sales Discount : Potongan penjualan
103. Selling price : Harga jual
104. Charge customer : Langganan dengan kredit
105. Deposit in transit : Setoran dalam proses
106. Property : Kekayaan
107. Reversing entry : Ayat pembalikan
108. Bill : Faktur
109. Consumer : Pemakai
110. freight : Angkutan
111. Gross profit : Laba kotor
112. Merchant : Pedagang
113. Retailer : Pedagang pengecer
114. Delivery cost : Biaya pengiriman
115. Credit memorandum : Nota kredit
116. Mixed account : Perkiraan campuran
117. Cross reference : Referensi silang
118. Temporary account : Perkiraan sementara
119. Ledger : Buku besar
120. Assets : Aktiva
121. Employee : Pegawai
122. Equipment : Inventaris
123. Expense : Biaya
124. Expenditure : Pengeluaran
125. Liabilities : Kewajiban
126. Equity : Hak
127. Result : Penghasil
128. Account receivable : Piutang
129. Account payable : Utang
130. Employer : Majikan
131. Current assets : Aktiva lancar
132. Fixed assets : Aktiva tetap
133. Inventory : Persediaan
134. Investment : Penanaman
135. Mortgage : Hipotik
136. Interest : Bunga
137. Partnership : Persekutuan
138. Prepaid : Dibayar dimuka
139. Tangible assets : Aktiva tetap
140. Miscellaneous expenses : Biaya serba-serbi
141. Exploanation : Keterangan
142. Rent : Bunga
143. Posting : Pemasukan
144. Opening entry : Ayat pembukuan
145. Check mark : Tanda cek
146. Accounts payable ledger : Buku utang
147. Accounting receivable
148. Net profit : Laba bersih
149. Collection expense : Biaya inkaso
150. Operating expense : Biaya usaha
151. Capital statement : Laporan perubahan modal
152. Credit balance : Saldo kredit
153. Depreciation : Penyusutan
154. Stock : Sero
155. Invoice : Faktur
156. Adjusment entry : Ayat penyusuaian
157. Reversing entry : Ayat pembalikan
158. Closing entry : Ayat penutup
159. Terms of payment : Syarat pembayaran
160. Petty cash : Kas kecil
161. Revenue from sales : Penghasilan dari penjualan
162. Wages payable : Upah ymh dibayar
163. Errors : Kesalahan
164. Purchases discount : Potongan pembelian
165. Sandry account : Perkiraan serba serbi
166. Bankrupcy : Kepailitan
167. Subsidiary ledger : Buku besar pembantu
168. Freight-in : Biaya angkutan barang yg dibeli
169.Balance : Saldo
170. Notes receivable : Wesel tagih
171. Notes payable : Wesel bayar
172. Balance sheet : Neraca
173. Withdrawals : Pengambilan
174. Net income : Laba bersih
175. Capital statement : Laporan perubahan modal
176. Information : Keterangan
177. Annuel : Tahunan
178. Debtor : Debitor
179. Position : Keadaan
180. Non current assets : Aktiva tetap
181. Insurance policy : Polis asuransi
182. Outstanding check : Chek dalam perjalanan
183. Selling expense : Biaya penjualan
184. Cash over and short : Selisih kas
185. Freight-out : Biaya angkutan penjualan
186. Liability : Utang
187. Net loss : Rugi bersih
188. Financial : Keuangan
189. Journal : Buku harian
190. Recording : Pencatatan
191. Adjusment : Penyesuaian
192. Prepaid expense : Biaya dibayar dimuka
193. Un earned revenue : Pendapatan diterima dimuka
194. Cash discount : Potongan tunai
195. Schedule of account payable :Daftar saldo utang
196. Schedule of accounts receivable :Daftar saldo piutang
197. Special journal : Jurnal khusus
198. Book of final entry : Buku besar
199.Book of Journal entry : Jurnal
200. Promisory note : Aksep
201. Disbursement : Pengeluaran
202. Cash sale : Penjualan tunai
203. Reversing entry : Ayat pembalikan
204. Wholesaler : Pedagang besar
205. Retailer : Pedagang kecil
206. Physicaaly accounting : Perhitungan secara fisik
207. Terms of payment : Syarat pembayaran
208. Merchandise : Barang dagangan
209. Gross sale : Penjualan kotor
210. Creditor : Yang berpiutang
211. Purchase : Pembelian
212. Invoice : Faktur
213. Clearing entry : Ayat pembersihan
214. Liabilities : Kewajiban
215. Property : Kekayaan
216. Assets : Aktiva
217. Revenue : Pendapatan
218. Depreciation : Penyusutan
219. Adjusting entry : Ayat penyesuaian
220. Credit balance : Saldo kredit
221. Petty cash : Kas kecil
222. Posting : Pemasukan
223. Mixed account : Perkiraan campuran
224. Annual report : Laporan tahunan
225. Customer : Langganan
226. Purchase discount : Potongan pembelian
227. Gross profit : Laba kotor
228. Postdated check : Cek tunda
229. Medium of exchange : Masa tukar
230. Deposit in transit : Setoran dalam proses
231. Ledger : Buku besar
232. Assets and liabilities : Aktiva dan kewajiban
233. Notes payable : Wesel bayar
234. Receipt : Kwitansi
235. Imprest fund system : Sestem dana tidak tetap
236. Cash short and over : Selisih kas
237. Freight : Biaya angkutan barang yang dibeli
238. Sundry account : Perkiraan serba-serbi
239. Subsidiary ledger : Buku besar tambahan
240. Expenditure : Pengeluaran
241. Expense : Biaya
242. Tax : Pajak
243. Result : Hasil
244. Withdrawl : Pengambilan
245. Interest : Bunga
246. Inventory : Persediaan
247. Mortgage : Hipotik
248. Partnership : Persekutuan
249. Investment : Penanaman
250. Prepaid : Sewa dibayar dimuka
251. Tangible assets : Harta berwujud
252. Corporation : Perseroan
253. Fixed assets : Harta tetap
254. Current assets : Aktiva lancar
255. Retained earnings : Laba yang ditahan
256. Un expired expense : Biaya dibayar dimuka
257. Financial statement : Laporan keuangan
258. Accounting equation : Persamaan akuntansi
259. To summary : Mengikhtisarkan
260. Net loss : Rugi bersih
261. General journal : Jurnal umum
262. Explanation : Penjelasan
263. Locating errors : Cara menemukan kesalahan
264. Recording process : Proses pencatatan
265. Expiration : Kadaluwarsaan
266. Un adjusted : Belum disesuaikan
267. Estimate : Taksiran
268. Proper amount : Jumlah kira-kira
269. Income summary : Ikhtisar laba
270. Temporary : Sementara
271. Non current assets : aktiva tetap
272. Defered revenue : Pendapatan diterima dimuka
273. Work sheet : Neraca lajur
274. Freight-out : Biaya angkut keluar
275. Ending inventory : Persediaan akhir
276. Cash receipt journal : Buku penerimaan kas
277. Charge customer : Langganan kredit
278. Wages payable : Upah yang akan dibayar
279. Capital statement : Laporan perubahan modal
280. Chart of account : Tata perkiraan
281. Credit memorandum : Nota kredit
282. Selling expense : Biaya penjualan
283. Salary : Gaji
284. Prepaid insurance : Asuransi dibayar dimuka
285. Bankruptcy : Kepailitan
286. Special journal : Jurnal khusus
287. Report form : Bentuk laporan
288. Balance items : Pos-pos neraca
289. Profit : Laba
290. Closing account : Perkiraan penutup
291. Xost of goods sold : Harga pokok penjualan
292. Merchant : Pedagang
293. Service enterprice : Perusahaan jasa
294. Operating expense : Biaya usaha
295. Adjustment trial balance: Neraca saldo disesuaikan
296. Payroll : Pembayaran gaji
297. Equities : Modal
298. Perpetual sistem : Sistem terus menerus
299. Promissory note : Promes
300. Employer : Majikan

Gambar: Istilah-Istilah Dalam Akuntansi